Page 73 - D:\Kantor ku\5. Stunting\Stunti
P. 73
alkoholik, penyakit refluks gastroesofageal (GERD), penyakit
kandung empedu, dan perkembangan sindrom metabolik
(Peebles, 2008; Hosseinpanah et al., 2013; Mardones et al.,
2014).
D. Stunting dan Hipertensi
Malnutrisi diseluruh masa kehamilan, baik trimester 1,
2 maupun 3 meningkatkan risiko hipertensi di masa dewasa.
Bayi yang kecil (pendek-ringan), kurus maupun pendek
mempunyai risiko yang sama terhadap tingginya tekanan
sistolik (Law et al.,, 1993). Berat badan bayi lahir dan tekanan
darah sistol berbanding terbalik, semakin rendah berat badan
bayi lahir semakin tinggi tekanan sistolnya pada usia lanjut.
Mekanisme hubungan antara malnutrisi dini dan
tingginya tekanan sistolik dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) tubuh akan beradaptasi dengan kondisi malnutrisi saat
kehamilan dengan merubah struktur dinding pembuluh
darah secara permanen dan mengurangi elastisitas dinding
pembuluh darah, 2) hambatan pertumbuhan hormone,
khususnya hormon glukokortikoid akibat malnutrisi dini
menyebabkan tekanan sistol yang tinggi (Rich-Edwards et
al., 1997; Martyn et al., 1995). Baik kurang gizi yang terjadi
pada sebagian periode (Langley-Evans, et al.,1999) atau di
seluruh periode kehamilan (Langley & Jackson, 1994) akan
menyebabkan tingginya tekanan darah secara persisten pada
tikus hewan coba. Hal ini menjadi penting bagi kita untuk
memberikan lingkungan yang baik bagi ibu hamil serta
mencegah ibu hamil dari malnutrisi di seluruh trimester
kehamilan. Hubungan antara malnutrisi di usia dini dan
peningkatan tekanan darah pada usia 60-71 tahun
diilustrasikan pada Tabel 4. Semakin kecil bayi yang
dilahirkan, tekanan sistoliknya semakin tinggi.
68 STUNTING