Page 78 - D:\Kantor ku\5. Stunting\Stunti
P. 78
BAB VII : BAGAIMANA
INTERVENSI ANAK YANG LAHIR
DAN TUMBUH STUNTING?
Menurut Riskesdas 2013, bayi yang lahir rendah (<2500
gram) sebesar 10,2%, lahir pendek/stunting (<48 cm) sebesar
20,2%, lahir BBLR dan stunting sebesar 4,3%. Besarnya
prevalensi stunting menurut kategori umur adalah 31,2%
(balita 0-23 bulan); 37,2% (balita 0-59 bulan); 30,7% (anak
5-12 tahun); 25,1% (usia 16-18 tahun); ibu yang pendek (
150 cm) 36,3% dan bapak yang pendek ( 160 cm) 29,76%
(Riskesdas, 2013). Bayi yang lahir stunting cenderung tumbuh
menjadi remaja dan dewasa yang stunting. Apakah mereka
bisa tumbuh dengan tinggi yang normal seperti tinggi anak
seusianya? Kejar tumbuh (recatch-up) dapat dicapai setelah
lahir asalkan anak masih dalam masa pertumbuhan dan
tumbuh di lingkungan yang mendukung seperti gizi yang
memadai, bebas polusi, terhindar dari infeksi, mendapat
fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai (imunisasi,
posyandu) dan lain-lainnya. Lingkungan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap keberhasilan recacth-up.
Bayi yang lahir stunting masih mempunyai sisa 730 hari
periode emas untuk recacth-up (kejar tumbuh), baik tinggi
badannya maupun pertumbuhan dan perkembangan otak.
Intervensi gizi yang tepat untuk bayi yang lahir stunting
adalah pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan, memberikan
MP-ASI sesuai dengan pedoman gizi seimbang sejak 6 bulan
serta memberikan ASI hingga 2 tahun (WHO, 2005). Balita
Tri Siswati, SKM, M.Kes. 73