Page 92 - D:\Kantor ku\5. Stunting\Stunti
P. 92
kegiatan remaja yang positif dengan meningkatkan status
kesehatan dan mendapatkan pendidikan, d) memahami
nilai-nilai pernikahan, e) mencegah kehamilan yang tidak
dikehendaki, f) peningkatan pembinaan remaja tentang
Generasi Berencana (GenRe), g) pengembangan dan
peningkatan fungsi dan peran kegiatan kelompok Bina
Keluarga Remaja untuk meningkatkan kepedulian
keluarga dan pengasuhan kepada anak dan remaja, h)
peningkatan pembangunan keluarga dan KIE tentang
pentingnya pengasuhan tumbuh kembang anak dan
pentingnya keluarga berencana, dan i) mengembangkan
Kampung KB sebagai program lintas sektor.
15. Permenkes RI No 40 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Pajak Rokok untuk Pendanaan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat. Pasal 1 menyatakan bahwa pajak
rokok digunakan secara tepat guna dan tepat sasaran
untuk memenuhi pelayanan kesehatan masyarakat yang
optimal, termasuk kegiatan pencegahan dan
penanggulangan penyakit serta peningkatan kesehatan
masyarakat. Pada pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa pajak
rokok digunakan untuk upaya promotif dan preventif,
bertujuan untuk menurunkan faktor risko penyakit tidak
menular, b) Faktor risiko penyakit menular termasuk
imunisasi, c) promosi kesehatan, d) kesehatan keluarga,
e) gizi, f) kesehatan lingkungan, g) kesehatan kerja dan
olah raga, h) pengendalian konsumsi rokok dan produk
tembakau lainnya; dan i) pelayanan kesehatan di fasilitas
kesehatan tingkat pertama. Disebutkan pula pada pasal 2
ayat 3 bahwa sedikitnya 75% pajak rokok digunakan
untuk pendanaan kegiatan tersebut.
Tri Siswati, SKM, M.Kes. 87