Page 165 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 165

Dra. Triana Wulandari, M.SI., dkk. (eds.)


                     Ketika Gerakan Tiga A yang menjadi induk Gerakan Istri Tiga
                A dan Barisan Puteri Asia Raya dibekukan, sejak itu pula dua gerakan
                perempuan di dalamnya membeku secara otomatis. Adapun
                gantinya, pemerintah membentuk organisasi Fujinkai mulai dari
                pusat hingga daerah. Namun sayangnya, munculnya organisasi
                pengganti  ini disusul  adanya  pembubaran Barisan Pekerjaan
                Perempuan PUTERA seiring pembubaran organisasi PUTERA pada
                1 Maret 1944.

                     Usai pembubaran Barisan Pekerjaan Perempuan PUTERA itu,
                gerakan perempuan terkonsentrasi pada organisasi Fujinkai. Khusus
                untuk wahana menimba pengalaman dan sarana latihan perempuan
                dalam berorganisasi, pemerintah lantas membentuk Tokobetsu si
                Fujinkai  pada  tanggal  3 November  1943.  Organisasi  yang
                berkedudukan di Jakarta dan dipimpin oleh Ny. RA. Abdurrachman
                ini disusul dengan pembentukan organisasi  Barisan Puteri.
                Kepengurusan organisasi  Barisan  Puteri ini berbeda dengan
                organisasi induknya. Ia dipercayakan pada Siti Dahlia dan
                Nursyamsu yang dibantu Setiati, Malidar (Ny. Hadiwiyono), dan
                Paramita Abdurrachman (Ohorella, dkk., 1992:36).

                     Sampai tahapan ini organisasi perempuan yang masih bertahan
                adalah Fujinkai, Tokobetsu si Fujinkai, dan Barisan Puteri. Sejak
                adanya wacana baru bahwa PUTERA tidak dibubarkan melainkan
                dilebur dalam Jawa Hokokai, organisasi Fujinkai berikut sub-sub
                organisasi di dalamnya juga dibaurkan  bersama Jawa Hokokai,
                tepatnya pada divisi perempuannya yang bernama Jawa Hokokai
                Fujinkai (Ohorella, dkk., 1992:37).

                     Dari sekian pembubaran dan pembentukan yang tambal-sulam
                itu, organisasi Fujinkai atau Jawa Hokokai Fujinkai inilah yang
                kemudian menjadi organisasi perempuan resmi terakhir pada masa
                penjajahan Jepang di Indonesia. Namun, seiring bubarnya
                pemerintahan Jepang atas Indonesia sejak kemerdekaan Indonesia,



                                             133
                                             133
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170