Page 171 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 171

Dra. Triana Wulandari, M.SI., dkk. (eds.)


                     Pada tanggal 17 Agustus 1945 Fujinkai atau Jawa Hokokai
                Fujinkai yang dipimpin Ny. Siti Sukaptinah Soenaryo Mangunpuspito
                dibubarkan. Dalam amanat pembubaran itu dianjurkan supaya di
                kota--kota dan kabupaten-kabupaten di Indonesia didirikan lagi
                organisasi perempuan dengan nama Persatuan Wanita Negara
                Indonesia (PERWANI). Namun demikian, anjuran ini tidak banyak
                diwujudkan oleh sebagian besar perempuan di Indonesia. Sebab
                mereka sudah membentuk organisasi baru atau bergabung dalam
                organisasi-organisasi perempuan yang sudah ada. Mereka baru
                bergabung dengan PERWANI setelah adanya faktor-faktor lain yang
                menjadikan mereka dengan suka rela mau bergabung.

                     Maksud dan Tujuan PERWANI adalah menyediakan dan
                mengerahkan tenaga perempuan guna mempertahankan dan
                memelihara kemerdekaan. Adapun secara spesifik, kegiatan-kegiatan
                PERWANI meliputi:

                     a) Mengucapkan salam dengan pekik Merdeka.
                     b) Mengibarkan Bendera Merah Putih.

                     c) Memakai lencana merah putih.

                     d) Membantu KNI (Komite Nasional Indonesia) di daerah.
                     Kegiatan-kegiatan ini masih berlanjut hingga bersatu dan
                meleburnya organisasi PERWANI bersama  Wanita Negara
                Indonesia (WANI) menjadi Persatuan Wanita Republik Indonesia
                (PERWARI).


                     anita Negara Iegara Indonesia (ndonesia (WWANI)ANI)
                     anita Negara Indonesia (WANI)
                     anita N
                3. 3. 3. 3. 3. WW WW Wanita Nanita Negara Iegara Indonesia (ndonesia (WWANI)ANI)
                     Tugas pertama yang diberikan pada Ny. Suwarni Pringgo-digdo
                yang diangkat sebagai anggota Dewan Pertim-bangan Agung (DPA)
                adalah menyediakan tenaga-tenaga perempuan yang sanggup bekerja
                di Jakarta atau tempat lain untuk menyelenggarakan dapur-dapur
                umum atau tugas--tugas sosial. Untuk itu pada bulan Oktober 1945,


                                             139
                                             139
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176