Page 176 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 176
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Pada tanggal 17 Desember 1946 di Kalimantan didirikan
Persatuan Wanita Indonesia (PERWANI) diketuai oleh Ny. N.
Djohansyah. Pembentukan ini mendapat sambutan di daerah-daerah
terbukti dengan berdirinya cabang-cabang PERWANI di
Banjarmasin dan Hulu Sungai.
Proklamasi Kemerdekaan disambut di Bali dengan langkah-
-langkah untuk menyusun tenaga dan kekuatan untuk membela dan
mempertahankan Kemerdekaan. Semula lang-kah persiapan ini
hanya dapat dilaksanakan di Sunda Kecil (sekarang Nusa Tenggara),
tetapi kemudian meluas sampai Lombok dan Sumbawa. Karena
daerah-daerah sebelah timur diduduki oleh Tentara Sekutu dari
Australia dan Belanda, maka praktis hanya di Bali ada perjuangan
menentang penjajahan. Dalam semua kegiatan, perempuan tidak
ketinggalan.
Dalam perang puputan di mana di desa Margarana pada tanggal
29 Nopember 1946 Letkol I. Gusti Ngurah Rai gugur, peranan
perempuan tidak dapat dikecilkan. Perjuangan bisa bertahan berkat
bantuan kaum Ibu yang menyelenggarakan dapur umum di masa
para pejuang menyingkir dan mengadakan perlawanan.
Tidak sedikit perempuan yang menjadi penghubung antara desa
dan kota, memberi informasi tentang musuh dan membawa
perbekalan yang diperlukan. Di antara mereka, seorang perempuan
penghubung Mensawer tertangkap dan dibawa ke Banyuwangi untuk
kemudian disiksa di luar perikemanusiaan karena tidak mau
menerangkan perjuangannya.
Selain yang tersebutkan di atas, masih banyak daerah-daerah
di mana perempuan ikut aktif dalam perjuangan. Mulai dari Sabang
sampai Merauke, perempuan atau perempuan dari bangsa ini telah
membuktikan perannya dalam menegakkan kehidupan bangsa.
144
144

