Page 180 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 180
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Dapat dicatat bahwa ada anggota LASWI sengaja disiapkan
untuk diterjunkan sebagai tenaga-tenaga di garis depan antara lain:
a) Ny. Gusti Johan (Ny. Lilik Kusmiyati Sadikin) dari Markas
Besar Pertempuran Divisi penggempuran di bawah Mayjen Drg.
Mustopo dan Letkol Z. Lubis.
b) Nn. Susilowati (Ny. Jamil) dari Polisi Tentara Front.
c) Nn. Wiwik Atikah dari Pasukan Aksi Illegal.
Laskar Petri Ietri Indonesia (LPndonesia (LPI) SI) Surakarurakartata
Laskar Petri Indonesia (LPI) Surakarta
Laskar P
3. 3. 3. 3. 3. Laskar PLaskar Petri Ietri Indonesia (LPndonesia (LPI) SI) Surakarurakartata
Ada dua pihak yang menjadi pemrakarsa LPI ialah Nn. Sudijem,
Nn. Siti Hartinah, dan Nn. Sayem pada satu pihak dan Nn. Srini
(terkenal sebagai Ibu Srini, karena dapat menolong orang sakit
dengan kekuatan batin), Nn. Prasasti, Nn. Sarwenten, Nn. Mastuti
dari pihak kedua. Mereka ini kemudian bergabung dan dengan izin
PMC (Plaatselijk Militair Commandant = Komandan Militer
Setempat) mendirikan LPI pada tanggal 31 Desember 1945.
Tujuan LPI adalah membentuk pasukan tempur perempuan
yang akan berjoang bersama pasukan pria dan pasukan bantuan
untuk garis depan dan garis belakang. Anggota LPI berjumlah lebih
kurang 200 orang terdiri terutama dari pelajar putri yang
kesemuanya diasrama-kan. Markas LPI berada di Komplex Balai
Prajurit Batangan, Kelurahan Kedunglumbu Surakarta.
LPI disusun dalam susunan seperti Kompi dengan Staf dan
pasukan. Pimpinan pertama adalah Komandan Nn. Sudijem (Ny.
Mardowo). Wakil Komandan: Nn. Siti Hartinah (Ny. Tien Suharto
istri Presiden Suharto), Komandan Kompi: Nn. Ontosinah
Mangku-bumi. Komandan-komandan seksi adalah Nn. Dartiyah, Nn.
Prasasti dan Nn. Suripni. Pembina LPI adalah Mayor Suharto
(sekarang Mayjen Suharto) dan Mayor Mardowo (sekarang
Purnawirawan).
148
148

