Page 183 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 183
Dra. Triana Wulandari, M.SI., dkk. (eds.)
Tenaga-tenaga perempuan yang telah dilatih ditugaskan di garis
depan, untuk Palang Merah dan Dapur Umum; mereka ditugaskan
juga untuk memberantas buta huruf di desa-clesa sekitar Mranggen,
Mojokerto, Bekasi, Karawang, dan lain-lain. Dalam tugas, mereka
ditampung dan diawasi oleh Biro Perjuangan (Bagian dari
Depar-temen Pertahanan).
Setelah Yogyakarta diduduki oleh Belanda pada tanggal 19
Desember 1948, anggota WPP menggabungkan diri dengan Biro
.
Perjuangan di luar Yogyakarta.
Laskar M
Laskar Muslimat
5. 5. 5. 5. 5. Laskar MLaskar Muslimatuslimat
Laskar Muslimatuslimat
Partai PERTI Islam di samping mendirikan LASMI (Laskar
Muslimin Indonesia) juga membangun laskar perempuannya ialah
Laskar Musli-mat, berpusat di Bukittinggi. Laskar Muslimin dididik/
dilatih seperti LASMI ialah: baris-berbaris, hidup berdisiplin tentara
dan meng-gunakan senjata (senjata api dan bambu runcing).
Pelantikan-pelantikan Laskar Muslimat ini diadakan di berbagai
kota di Sumatra Tengah, umpamanya di Bukittinggi, Padang, Solok,
Sawahlunto, Bangkinang, Kampar, dan Kerinci. Dalam pelantikan-
-pelantikan ini mereka memakai pakaian seragam sarung batik, baju
dan kerudung putih.
Tugas Laskar Muslimat ini antara lain ikut serta berjuang di
garis depan, masuk hutan ke luar hutan, masuk kampung ke luar
kampung dan ikut “Longmarch” dari bukit ke bukit dan dari gunung
ke gunung.
Medan pertempuran Padang luar kota mengenal benar
perjuangan Laskar Muslimat di Sumatra Tengah.
Beberapa nama pemuka-pemuka Laskar Muslimat adalah antara
lain Sdr. Rosni Zainal, Norma Alamsudin (sekarang Norma
Aminuddin). Haji Sariani, Maljani Manan, Rohana Thaib, Nurjani
151
151

