Page 177 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 177

Dra. Triana Wulandari, M.SI., dkk. (eds.)

                   Laskar P
                   Laskar Pererempuanempuan
                   Laskar Perempuan
                E. E. E. E. E. Laskar PLaskar Pererempuanempuan
                    arisan P
                    arisan Perempuan
                     arisan Pererempuanempuan
                1. 1. 1. 1. 1. BB BB Barisan Parisan Pererempuanempuan
                     Didirikan pada zaman Jepang (1944) sebagai bagian dari
                organisasi Jakarta Tokubetsu Si Fujinkai dan berpusat di Balai Kota
                Jakarta. Fujinkai dipimpin oleh Ny. R.A. Abdurachman, sedatig
                barisan Putri dipimpin oleh Nn. Siti Delima sebagai ketua dan wakil
                ketua Nn. Nursyamsu (Nn. Nursyamsu Nasution).

                     Setelah Proklamasi, dibentuk pula Barisan Putri di Jawa Barat
                dan Jawa Timur. Staf pimpinan di Pusat antara lain Nn. Setiati, Nn.
                R. Paramita Abdurachman, Nn. Malidar (Ny. Malidar Hadiyuwono).
                Pimpinan di Bandung adalah Nn. Mies (Ny. Imron Rosyadi), di Garut
                Nn. Kartini Maulani (Ny. Kartini Tambunan), dan di Jawa Timur
                Nn. Lukitaningsih (Ny. Irsan Radjamin).
                     Setelah Proklamasi, Jepang de facto masih berkuasa dan
                berke-wajiban menjaga keamanan, sampai Sekutu datang. Tugas
                Barisan Putri pada waktu itu antara lain mencuri senjata di kantor-
                kantor dan rumah-rumah orang Jepang, bersama-sama dengan
                pemuda-pemuda Menteng 31 mengadakan siaran-siaran radio untuk
                seluruh Indonesia dan Luar Negeri tentang telah merdekanya
                Indonesia, membantu dapur umum di mana-mana, membantu
                perawatan korban pertempuran di runiah sakit dan Palang Merah
                Indonesia.

                     Sebagai kejadian yang penting dapat dikemukakan antara lain:
                Pada saat menjelang Proklamasi di mana sandang dan pangan semakin
                sukar didapat karena gudang-gudang selalu dijaga ketat oleh tentara
                Jepang, timbul inisiatif dari seorang anggota Barisan Putri untuk
                mencuri hanco atau cap/stempel yang biasa digunakan pada surat-
                surat untuk mengeluarkan barang dan gudang. Dengan menggunakan
                hanco tersebut keluarlah dan gudang barang-barang yang sangat
                diperlukan dewasa itu yaitu beras, gula, garam, tepung, teh, dan



                                             145
                                             145
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182