Page 206 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 206
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
kongres. Sehingga pasca terselenggaranya KWI, tindak lanjut
keputusan hanya terkonsentrasi pada pembentukan PERWARI.
Pada awal tahun 1946, tindak-lanjut KWI I itu pun mulai
mendapat perhatian dari para anggota PERWARI dan penyelenggara
kongres. Perhatian itu mengarah pada peran pentingnya keberadaan
badan khusus untuk kongres wanita Indonesia sebagaimana PPI/
PPII untuk Kongres Perempuan Indonesia (KPI). Sehingga badan
yang diharapkan segera terbentuk itu dimaksudkan untuk mengurusi
kelanjutan kongres-kongres wanita pada tahun-tahun berikutnya.
Pada bulan Februari 1946, pembahasan badan itupun mencapai
titik puncaknya. Sebuah Konferensi Wanita Indonesia lantas digelar
untuk menindak-lanjuti kongres yang berlangsung pada 15-17
Desember 1945 itu. Melalui konferensi yang berlangsung sejak
tanggal 24 hingga 26 Februari 1946 di Solo, Jawa Tengah, itulah
yang kemudian terdapat keputusan untuk segera membentuk suatu
badan yang diberi nama KOWANI. Anggota awal KOWANI ini terdiri
dari organisasi PERWARI, PPI, Wanita Kristen Indonesia, dan Partai
Katolik Republik Indonesia (PKRI) Bagian Wanita. Adapun ketua
KOWANI pertama dijabat oleh Ny. Supardjo. Selain itu, keputusan
konferensi juga mengambil mosi menuntut kemerdekaan sepenuhnya
dan berdiri seratus persen di belakang Pemerintah (Pramoedya,
1999:89-100).
Badan yang bernama KOWANI (sebuah nama yang dibentuk
dari akronim atau penyingkatan lain dari Kongres Wanita Indonesia)
ini hampir memiliki tugas yang sama sebagaimana PPI/PPII/BPKPI.
Jika PPI/PPII/BPKPI memiliki tugas utama mengurus Kongres
Perempuan Indonesia (KPI), maka KOWANI memiliki tugas utama
untuk mengurus Kongres Wanita Indonesia (KWI) pada masa-masa
berikutnya. Perbedaan antara KWI dan KOWANI ini berada pada
nama kongres dan kepengurusan atau keorganisasian.
174
174

