Page 203 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 203
Dra. Triana Wulandari, M.SI., dkk. (eds.)
dengan Kongres Perempuan Indonesia (KPI), Kongres Wanita
Indonesia(KWI)ini berada di bawah pemerintahan Republik Indonesia.
KWI I itu pun benar-benar terealisasi selama tiga hari di Klaten.
Mulai hari Sabtu hingga Senin atau tanggal 15 hingga 17 Desember
1945. Dihadiri oleh utusan-utusan dari berbagai organisasi
perempuan. Mulai dari PERWANI, WANI, Muslimat, Aisyah,
Pemuda Putri Indonesia, Wanita Katolik, Wanita Taman Siswa
(kowani.or.id/organisasi/31), PB Aisyiyah, PB Persatuan Wanita
Taman Siswa, (Ai Rospirawati, 2013:3), dan lainnya.
Walau KWI I berhasil terselenggara di Klaten, namun hasil
umum dari diadakannya kongres pada masa itu masih dianggap
kurang memuaskan. Utusan-utusan dari berbagai organisasi yang
dulunya sempat menjalin persatuan itu belum dapat sepenuh-
penuhnya untuk menjalin persatuan lagi. Satu-satunya hasil yang
secara umum paling memuaskan adalah mempekuat munculnya
kesadaran untuk bersatu dari para pengurus dan anggota organisasi
PERWANI dan WANI.
Dua organisasi perempuan yang tergolong besar inilah yang
kemudian bersatu dan melebur organasi keduanya menjadi satu dan
baru. Adapun nama yang digunakan untuk menyebut organisasi ini
adalah Persatuan Wanita Republik Indonesia (PERWARI).
Sedangkan pemimpin pertamanya adalah Ibu Sri Mangunsarkoro.
Atas bersatu dan meleburnya PERWANI dan WANI menjadi
PERWARI ini tidak lepas dari manfaat diselenggarakannya KWI I
yang dipimpin oleh S.Kartowiyono (Rospirawati, 2013:3, Brown,
2004:33). Sosok yang satu ini adalah penggagas utama
terselenggaranya KPI I di Yogyakarta pada tahun 1928. Nama lain
beliau sering tertulis S. Kartowiyono, Suyatin Kartowiyono, Sujatien
Kartowijono, Suyatin, Sujatin, Soejatin, dan Soejatien. Pada masa
KPI I, sosok inilah yang menjadi satu di antara penggagas kongres
perempuan di organisasi Putri Indonesia cabang Yogyakarta.
171
171

