Page 198 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 198
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
organisasi perempuan yang secara terang-terangkan bersinggungan
dengan dunia politik. Baik yang bersinggungan dengan politik secara
langsung, semisal Partai Wanita Rakyat maupun yang
persinggungannya melalui afiliasi pada ideologi politik dan partai
politik tertentu, semisal Muslimat (Masyumi), Barisan Buruh Wanita,
dan lainnya.
Pada zaman penjajahan, persinggungan organisasi perempuan
dengan politik semacam ini hanya terjadi pada beberapa organisasi
saja. Selebihnya, organisasi-organisasi perempuan pada masa itu
mayoritas bergerak dalam bidang sosial, pendidikan, kerumah-
tanggaan, ekonomi kreatif, dan agama.
Baru menjelang akhir penjajahan yang dilakukan Belanda itulah
beberapa suara politik perempuan dapat terdengar secara jelas,
khususnya setelah kaum perempuan mendapat hak untuk dipilih
dalam suatu jabatan di pemerintahan. Itupun kembali meredup sejak
Jepang mengawali penjajahannya. Tepatnya setelah semua partai
politik dan segala bentuk perkumpulan sebelum Jepang datang,
diharuskan untuk bubar.
Gerakan melalui organisasi perempuan bukannya kembali pada
status kedaerah ataupun sektoral, namun meloncat pada status
nasional yang tekunci pada gerakan-gerakan yang bersifat
militeristik ataupun pendukungan militer Jepang. Walaupun, dalam
rupa-rupanya, memang menampak dalam bidang tata-boga dapur
umum, pertanian, peternakan, industri rumahan maupun pabrikan,
kurir barang atau surat, siaran radio, dan lainnya. Bahkan, dalam
catatan berbeda, tidak sedikit dari kaum perempuan Indonesia yang
menjadi korban penipuan, penculikan, dan pemaksaan untuk menjadi
perempuan-perempuan yang bertugas melayani kebutuhan seksual
tentara-tentara Jepang yang menyepi dari istri. Perempuan-
perempuan malang itulah yang kemudian dilabeli sebagai jugun
ianfu.
166
166

