Page 197 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 197

Dra. Triana Wulandari, M.SI., dkk. (eds.)

                    Satu di antara organisasi lainnya yang bergerak dalam bidang
                politik adalah Partai Wanita Rakyat yang didirikan oleh Ny. Sri
                Mangunsarkoro pada tahun 1945. Menurut Wieringa (2010:150),
                partai ini merupakan satu-satunya partai perempuan yang pernah
                ada. Ia bersifat militan dengan prinsip pokok nasionalisme dan
                monogami.

                    Organisasi-organisasi yang berbasis agama atau pendidikan
                dengan latar belakang ajaran dari suatu agama pun tak kalah
                banyaknya. Sebut  saja  misalnya,  Aisyiah  (Muhammadiyah),
                Muslimat (Nahdlatul Ulama’), Muslimat (Masyumi), Wanita Katolik,
                dan lainnya. Demikian pula dengan organisasi-organisasi spesifik
                lainnya, semisal Persaudaraan Istri Tentara (Persit) Kartika Chandra
                Kirana, Jalasenastri, Bhayangkari, dan lain-lainnya lagi.
                     Semua organisasi-organisasi itu membuktikan bahwa pada masa
                ini Indonesia mengalami masa Kebangkitan Nasional yang kedua.
                Masa ini berbeda dengan masa Kebangkitan Nasional periode 1908
                hingga 1942 di zaman penjajahan. Selain organisasi-organisasi
                nasional bermunculan seiring munculnya organisasi-organisasi
                kedaerahan ataupun sektoral, kaum perempuan pada masa itu juga
                terlibat langsung dengan penggunaan peralatan senjata nyata.

                    Banyak dari mereka yang bergerak dalam organisasi sekaligus
                mensinergikan  gerakannya  dengan  senjata.  Pusat Tenaga
                Perjuangan Wanita Indonesia, misalnya, merupakan satu di antara
                organisasi yang mengkoordinir gerakan perempuan yang
                mensinergikan gerakan berorganisasi dan memanggul senjata.
                Keanggotaan mereka terdiri dari laskar-laskar perempuan yang
                timbul di beberapa daerah pusat pertempuran, seperti di Bandung,
                Magelang, Sala, Yogyakarta, Madiun, Ujung Pandang, dan lainnya
                (Suryochondro, 1984:116).
                    Perbedaan lain dalam periode Kebangkitan Nasional pada masa
                revolusi Indonesia ini terletak pada kemunculan organisasi-


                                             165
                                             165
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202