Page 196 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 196
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Suyatin Kartowiyono, dan Nyonya Susilowati (Pemuda Putri Indonesia/
PPI). Mereka membangun dapur-dapur umum dan mengatur
distribusi beras guna mendukung perjuangan (Wieringa, 2010:150).
Selain PERWANI dan WANI, masih banyak organisasi-
organisasi lain yang digunakan para pejuang Indonesia dari kaum
perempuan. Mulai dari organisasi-organisasi yang beranggotakan
kaum perempuan dalam profesi tertentu hingga organisasi-organisasi
yang mengarah ideologi politik tertentu. Barisan Buruh Wanita,
misalnya, merupakan satu di antara organisasi yang beranggotakan
perempuan-perempuan buruh dan atau mereka yang memiliki
konstrasi perhatian pada nasib buruh Indonesia.
Menurut Saskia E. Wieringa (2010:150), ada dua informasi
terkait data terbentuknya organisasi ini. Yaitu data yang mengatakan
bahwa organisasi ini berdiri di Jakarta pada tahun 1945 dan data
yang mengatakan berdiri di Klaten pada tahun 1946. Jika merujuk
kronik berita media massa yang disusun Pramoedya, dkk., organisasi
Barisan Buruh Wanita telah berdiri di Bandung sejak tanggal 1 Maret
1946. Disusul di Jakarta pada tanggal 8 di bulan yang sama
(Pramoedya, dkk., 1999:107 & 121).
Ada juga organisasi Persatuan Pegawai Putri Indonesia (PPPI)
yang dipimpin oleh Nn. Widajati Soegarda (Ny. Soetardjo). Organisasi
ini berdiri bebe-rapa bulan sebelum Jepang menyerah. Namun dalam
perkembangannya, organisasi ini menyatu dan menjadi bagian dari
organisasi Barisan Buruh Indonesia (BBI). Nama PPPI lantas diubah
menjadi Barisan Buruh Wanita (BBW).
BBW pun berkembang cepat. Dalam waktu singkat, organisasi
ini sudah berhasil membetuk 17 cabangnya. Pada masa-masa
selanjutnya, BBW menjadi semacam media persemaian kader-kader
buruh perempuan dan menjadi satu di antara organisasi yang
berafiliasi dengan BBI (Barisan Buruh Indonesia) atau Partai Buruh
Indonesia (PBI).
164
164

