Page 202 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 202

Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
                                       Perempuan  dalam  Gerakan Kebangsaan

                   Sejak kongres dalam tahun 1950, keputusan itu direalisasikan
               keputusan kongres bahwa nama KOWANI tidak digunakan lagi.
               Sebagai gantinya kembali menggunakan nama Kongres Wanita
               Indonesia. Namun pada akhir kongres tahun 1961, nama KOWANI
               itu disepakati untuk dapat digunakan kembali. Maka pada kongres-
               kongres di tahun-tahun berikutnya, nama Kongres KOWANI dapat
               digunakan lagi. Hingga berlangsungnya Kongres Wanita Indonesia
               dalam tahun 2014, nama kongres masih menggunakan KOWANI.
               Tepatnya: Kongres Ke-XXIV KOWANI.


                   ongres, Konferensi, dan Permusyawaratan
                    ongres, Kes, Konferonferensi, dan Pensi, dan Permusyawaratanermusyawaratan
               C.. C.. C.KK KK Kongrongres, Kes, Konferonferensi, dan Pensi, dan Permusyawaratanermusyawaratan
               C C  ongr
                   Walau sudah ada beberapa organisasi yang dapat menyatukan
               organisasi-organisasi kedaerahan atau kelompo, pada akhirnya,
               dibutuhkan lagi peranan organisasi yang lebih besar dari PERWANI
               dan WANI. Menyadari akan peran pentingnya organisasi yang benar-
               benar bersifat nasional itu muncullah gagasan dari sebagian tokoh
               perempuan di Yogyakarta untuk menyelenggaran kongres
               perempuan lagi sebagaimana tahun 1928.
                   Gagasan ini lantas menyatu dalam pertemuan demi pertemuan
               yang dipimpin oleh Gusti Yodogoro (istri Bupati Klaten) dan
               diprakarsasi oleh organisasi PERWANI di bawah kepemimpinan Ny.
               D. Susanto. Pertemuan-pertemuan itu pun membahas rencana akan
               diadakannya kongres perempuan hingga berujung pada pembentukan
               panitia penyelenggaraan kongres. Adapun tempat penyelenggaran
               kongres berada di Klaten, Jawa Tengah. Sedangkan nama kongres-
               nya tidak lagi menggunakan Kongres Perempuan Indonesia,
               melainkan Kongres Wanita Indonesia (Ai Rospirawati, 2013:2-3).

                   Digunakannya kata “Wanita” dalam nama kongres ini menandai
               bahwa kongres kali ini berbeda dengan  Kongres Perempuan
               Indonesia pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Walau memilik
               beberapa tujuan utama yang sedikit-banyak memiliki kesamaan


                                            170
                                             170
   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207