Page 204 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 204

Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
                                       Perempuan  dalam  Gerakan Kebangsaan
                   Gagasan yang tersatu dari organisasi yang diketuainya saat
               masih belum menikah itu dibawa kepada Ny. Soekonto dan Ny.
               Hadjar Dewantara yang akhirnya berhasil menyelenggarakan KPI I
               yang dipimpin oleh Ny. Soekonto. Soejatien yang awalnya
               menawarkan diri untuk menjadi sekertaris itu didaulat menjadi
               Penningmeesteres II (bagian keuangan/bendahara), sedangkan Ny.
               Hadjar  Dewantara  menjadi  Lid. / Commissaresse (Blackburn,
               2007:14).

                   KPI I lantas berlanjut hingga KPI IV dan bubar setelah
               Pemerintah Militer Jepang mengeluarkan larangan terhadap semua
               jenis perkumpulan dan organisasi politik yang dibentuk sebelum
               kedatangan Jepang. KPI V yang rencanya akan diselenggarakan di
               Surabaya itu tidak pernah terlaksana. Namun demikian, kaum
               perempuan yang berjuang melalui pembentukan KPI I-IV itu masih
               tetap mempertahankan semangat mereka untuk mempersatukan
               gerakan perjuangan perempuan se-Indonesia. Adapun satu di antara
               mereka adalah Soejatien atau S. Kartowoyono yang pada KWI I di
               Klaten itu menjadi ketua kongres wanita nasional yang pertama sejak
               Indonesia merdeka.
                   KWI I yang berlangsung dalam situasi mencekam akibat
               peperangan mempertahankan kemerdekaan itu memang dianggap
               kurang memuaskan bagi sebagian orang dan pihak tertentu. Namun
               dampak dari kongres yang diurus oleh S. Kartowiyono dan
               perempuan-perempuan lainnya itu pantas diacungi jempol
               sebagaimana KPI I yang juga tidak secara langsung mempersatukan
               gerakan perempuan se-Indonesia. Melalui Perikatan Perempuan
               Indonesia (PPI) yang kemudian berganti menjadi  Perikatan
               Perkumpulan Istri Indonesia (PPII) dan kongres-kongres pada tahun-
               tahun berikutnya itulah peranan KPI menampakkan kesuksesannya.
               KPI I tidak secara langusung dalam upaya mempersatukan gerakan
               perjuangan perempuan se-Indonesia melalui organisasi atau



                                             172
                                            172
   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209