Page 101 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 101
90 BAB 3
atau kelompok-kelompok yang sangat beragam dan juga
dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Selain itu,
adanya variasi bahasa dalam masyarakat dipengaruhi oleh
kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat yang
sangat beragam (Chaer & Agustina, 2004).
Variasi bahasa dan variasi sosial keduanya tidak dapat
dipisahkan. Hubungan antara keduanya jelas menunjukkan kepada
kita bahwa adanya peranan bahasa dalam situasi tertentu akan
berdampak secara sosial, juga sebaliknya. Pada umumnya, kita
dapat menganggap bahwa variasi bahasa sebagai suatu jawaban
yang kompleks dalam banyak perubahan aspek tingkah laku
manusia. Hal itu merupakan dua jenis yang terpenting yang
bergantung pada suatu bahasa dalam situasi sosial tertentu. Jenis
pertama, variasi sosial mengakibatkan perubahan bahasa dari
kontak budaya, urbanisasi, industrialisasi, dan sebagainya. Jenis
kedua, variasi bahasa bukan karena variasi sosial secara
keseluruhan, namun hanya menghubungkannya dengan variabel
tertentu. Sebagai contoh, variasi bahasa tertentu boleh saja
beberapa terjadi dengan mudah dan diterima dari satu kelas sosial
ke kelas sosial lainnya.
Variasi sosial dari sisi pengguna bahasa dapat ditinjau dari
status sosial dan pendidikan yang merupakan salah satu bentuk
dari status sosial yang keberadaannya terlihat jelas di masyarakat.
Chaer & Agustina (2004) mengungkapkan bahwa perbedaan
variasi bahasa berdasarkan pendidikan bukan hanya dapat terlihat
pada isi pembicaraan melainkan juga kosakata, pelafalan,
morfologi, dan sintaksisnya. Pendapat ini juga sejalan dengan teori
Bernstein dalam Chaer & Agustina, yang menyatakan ada dua
ragam bahasa penutur yaitu kode terperinci dan kode terbatas.
Kode terperinci biasa digunakan dalam situasi formal atau dalam
situasi akademik. Ciri-cirinya mengacu pada ragam bahasa yang
tinggi dan bermutu, seperti banyak menggunakan kata “saya”
dalam berbahasa, menggunakan bahasa asing dengan baik, atau
penggunaan bahasa yang tersusun dengan rapi secara gramatikal.
Kode terbatas lebih cenderung pada situasi nonformal. Kode ini
umumnya terikat pada konteks. Seperti yang diungkapkan oleh
Wardhaugh & Fuller (2015), “One factor which has been prominent
in sociolingustics studies of variation in social class membership.”
Dengan itu dapat dipahami variasi sosial merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan dalam Sosiolinguistik.
Sebagai pengantar argumentasi mengenai akses sosial,
berikut ini ditampilkan sebuah gambar seperti yang tampak pada
Gambar 2 berikut.