Page 185 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 185

174                                                                BAB 4

               maupun  pragmatik.  Tujuan  dari  pilihan  linguistik  ini  dimaksudkan
               oleh  pembicara  untuk  memediasi  interaksi  yang  dianggap  solid,
               familiar,  serta  santun.  Solidaritas  mengacu  pada  kebersamaan
               yang didasarkan pada kesatuan kepentingan, tujuan, standar, dan
               simpati,  bahkan  empati.  Solidaritas  terbentuk  dengan  cara  yang
               berbeda-beda dari komunitas satu dengan komunitas yang lainnya.
               Dalam  menjalin sebuah solidaritas, prinsip kesantunan  berbahasa
               sangat  diperlukan.  Solidaritas  menjadi  lemah  ketika  kesantunan
               berbahasa  diabaikan  sebab  dianggap  terlalu  arogan  atau  justru
               terlalu minder. Faktanya, untuk zaman ini, tampak bahwa peserta
               didik hampir telah melupakan prinsip kesantunan dalam berbicara.
               Untuk  konsep  Tu  ataupun  Vous  dan  naming  maupun  addressing
               saja,  peserta  didik  terkadang  tidak  menerapkan  hal  ini  lagi  saat
               berinteraksi.  Kebanyakan  peserta  didik  tidak  lagi  dapat  menjaga
               kesantunan  dalam  berbicara  karena  tidak  memahami  konsep-
               konsep itu.
                     Kesantunan  dalam  berbicara  mengacu  pada  tata  cara,  atau
               adat,  atau  kebiasaan  yang  berlaku  dalam  suatu  komunitas
               masyarakat  saat  berinteraksi.  Kesantunan  ini  merupakan  aturan
               tentang  perilaku  yang  ditetapkan  dan  disepakati  bersama  oleh
               suatu  komunitas  masyarakat  tertentu  sehingga  nilai  kesantunan
               tersebut  sekaligus  merupakan  prasyarat  yang  telah  disepakati
               sebagai perilaku sosial. Lebih lanjut, Indonesia adalah masyarakat
               multikultural  yang  seharusnya  dipahami  keragamannya,  termasuk
               perbedaan  perilaku  sosialnya  sehingga  kita  dapat  melakukan
               interaksi dengan kesantunan yang kontekstual di mana kita berada
               untuk  berinteraksi.  Prinsip  kesantunan  mencakup  empat  hal  yaitu
               bahwa  kesantunan  memiliki  nilai  atau  etika  dalam  pergaulan
               sehari-hari, kesantunan bersifat kontekstual, kesantunan itu bersifat
               bipolar, dan kesatunan tercermin dari cara berpakaian dan bertutur
               kata.  Secara  umum,  kesantunan  mencakup  tiga  hal  yaitu
               kesantunan dalam bertutur kata, kesantunan dalam bertindak, dan
               kesantunan  dalam  berpakaian.  Sehubungan  dengan  pendidikan,
               para  guru  dan  siswa  seharusnya  memahami  hal  ini  sehingga
               prinsip-prinsip  kesantunan  tetap  dapat  terjaga  dalam  setiap  sikap
               dan  perilaku  sosial,  secara  khusus  dalam  lingkup  akademik.
               Pengabaian terhadap prinsip kesantunan juga dapat menyebabkan
               melemahnya  solidaritas  dalam  pembelajaran  dan  berimbas  pada
               kinerja guru dan prestasi siswa.
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190