Page 186 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 186
Bahasa dan Kesantunan 175
TINDAKAN DAN BICARA
(Syarfuni, Aidil Syah Putra, 2016)
Manusia dalam berinteraksi dengan sesama manusia
menggunakan bahasa di dalam kegiatan berkomunikasi sehingga
bahasa dijadikan sebagai alat yang pailing dibutuhkan dalam
komunikasi. Komunikasi yang terjadi dalam proses komunikasi
tentunya memiliki tujuan yang diinginkan. Dalam berkomunikasi,
bahasa yang digunakan terus berkembang mengikuti zaman
sehingga bahasa yang digunakan berpengaruh di dalam
berkomunikasi sehari-hari. Dalam berkomunikasi, percakapan
dilakukan paling sedikit dua orang yang berbicara atau lebih yang
menjadi suatu sarana dalam mewujudkan prinsip-prinsip kerjasama
dan kesantunan di dalam peristiwa bahasa. Oleh karena itu, perlu
adanya pemahaman implikatur percakapan agar apa yang
diucapkan dapat dipahami oleh si pendengar dalam menghasilkan
suatu tindakan atas tuturan. Austin (1962) dan Searle (1969)
mempelopori lahirnya tindakan dan tuturan bahwa bahasa tidak
hanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu hal atau
berkomunikasi namun melaksanakan serangkaian kegiatan atas
tuturan-tuturan.
Tindak tutur merupakan bagian dari sebuah peristiwa tutur. Di
dalam sebuah kegiatan komunikasi, tindak tutur merupakan produk
atau hasil dari suatu kalimat dalam kondisi komunikasi tertentu.
Berkaitan dengan tindak tutur, Grice (1975) mempelopori teori
prinsip kerja sama yang harus dipahami dalam percakapan.
Adapun Grice menjelaskan mengenai empat Maksim kerja sama
yang harus dipatuhi dalam percakapan, yakni maksim kuantitas
(maxim of quantity), maksim kualitas (maxim of quality), maksim
relevansi (maxim of relevance), dan maksim pelaksanaan (maxim
of manner). Selain itu, di dalam percakapan, Goffman (1955) juga
menjelaskan mengenai konsep “muka” yang merupakan bagian
dari parameter yang menawarkan wujud yang berbeda-beda sesuai
dengan situasi percakapan.
Tindak Tutur: Austin dan Searle
Tindak tutur merupakan analisis pragmatik, yaitu cabang ilmu
bahasa yang mengkaji bahasa dari aspek pemakaian aktualnya.
Tindak tutur (speech act) merupakan unsur pragmatik yang
melibatkan pembicara-pendengar atau penulis-pembaca serta
objek yang dibicarakan. Dalam penerapannya, tindak tutur