Page 191 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 191
180 BAB 4
(3) “Indonesia merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945.”
Tuturan (3) itu tidak memenuhi prinsip kerja sama maksim
kualitas karena ketidakbenaran tuturan (3) itu diketahui banyak
orang. Penutur tidak memiliki bukti yang memadai atas kebenaran
tuturannya.
(4) “Ibu kota negara Indonesia adalah Jakarta.”
Tuturan (4) tersebut secara kualitatif benar karena penutur
meyakini dan memiliki bukti-bukti memadai seperti istana negara,
kantor-kantor kementerian, gedung DPR/MPR semuanya berada di
Jakarta. Dengan demikian, tuturan (4) memenuhi prinsip kerja
sama maksim kualitas.
c) Maksim relevansi
Agar terjalin kerja sama yang baik antar penutur dan mitra
tutur, masing-masing hendaknya dapat memberikan kontribusi
yang relevan tentang sesuatu yang sedang dipertuturkan. Bertutur
dengan tidak memberi kontribusi dianggap melanggar prinsip kerja
sama. Tuturan Arkan pada contoh (5) berikut ini merupakan tuturan
yang memberi kontribusi yang relevan.
(5) Yunita : “Aduh, aku haus banget, Bang.”
Maulizan : “Saya belikan es cendol ya, Nita.”
Apa yang dituturkan oleh Maulizan tersebut relevan dengan
masalah yang dihadapi di dalam pembicaraan. Tuturan Yunita
berisi keluhan bahwa dia kehausan. Tuturan tersebut
menyebabkan Maulizan mengekspresikan tuturan yang sesuai atau
terkait dengan pokok persoalan yang diutarakan oleh Yunita.
Jika diubah menjadi seperti pada contoh (6) berikut, tuturan
Maulizan tidak memberikan kontribusi yang relevan.
(6) Yunita : “Aduh, aku haus banget, Bang.”
Maulizan : “Saya baru saja minum es cendol, Nita.”
Dengan demikian, tuturan Arkan pada contoh (6) tidak sesuai
dengan maksim relevansi dalam prinsip kerja sama.
d) Maksim pelaksanaan/cara
Pelaksanaan mengharuskan peserta pertuturan bertutur
secara langsung, jelas, dan tidak kabur. Maksim ini menyatakan
bidal cara sebagai bagian prinsip kerja sama dalam menyarankan
penutur untuk mengatakan sesuatu dengan jelas. Ada empat
jabaran bidal ini, yaitu 1) hindarkan ketidakjelasan tuturan, 2)
hindarkan ketaksaan, 3) hindarkan uraian panjang lebar yang
berlebihan, dan 4) tertib-teratur. Bertutur dengan tidak
mempertimbangkan hal-hal tersebut dapat dikatakan melanggar
prinsip kerja sama karena tidak mematuhi maksim pelaksanaan.