Page 187 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 187

176                                                                BAB 4

               digunakan  oleh  beberapa  disiplin  ilmu.  Adapun  pengertian  tindak
               tutur  menurut  Austin,  yang  pertama  kali  mengemukakan  istilah
               tindak  tutur,  mengemukakan  bahwa  aktivitas  bertutur  tidak  hanya
               terbatas  pada  penuturan  sesuatu,  tetapi  juga  melakukan  sesuatu
               atas  dasar  tuturan  itu.  Pendapat  Austin  ini  didukung  oleh  Searle
               dengan  mengatakan  bahwa  unit  terkecil  komunikasi  bukanlah
               kalimat, melainkan tindakan tertentu, seperti membuat pernyataan,
               pertanyaan, perintah, dan permintaan.
                     Selanjutnya,  Searle  mengemukakan  bahwa  tindak  tutur
               adalah  teori  yang  mencoba  mengkaji  makna  bahasa  yang
               didasarkan  pada  hubungan  tuturan  dengan  tindakan  yang
               dilakukan  oleh  penuturnya.  Kajian  tersebut  didasarkan  pada
               pandangan  bahwa  (1)  tuturan  merupakan  sarana  untuk
               berkomunikasi  dan  (2)  tuturan  baru  memiliki  makna  jika
               direalisasikan  dalam  tindak  komunikasi  nyata,  misalnya  membuat
               pernyataan,  pertanyaan,  perintah,  dan  permintaan.  Dengan
               demikian,  tindakan  merupakan  karakteristik  tuturan  dalam
               komunikasi.  Diasumsikan  bahwa  dalam  merealisasikan  tuturan
               atau  wacana,  seseorang  berbuat  sesuatu,  yaitu  performansi
               tindakan.  Tuturan  yang  berupa  performansi  tindakan  ini  disebut
               dengan tuturan performatif, yakni tuturan yang dimaksudkan untuk
               melakukan suatu tindakan.
                     Pada  awalnya,  ide  Austin  membedakan  tuturan  deskriptif
               menjadi  dua  yaitu  konstatif  dan  performatif.  Saat  itu,  Austin
               berpendapat  bahwa  tuturan  konstatif  dapat  dievaluasi  dari  segi
               benar-salah  yang  tradisional  (dengan  menggunakan  pengetahuan
               tentang  dunia),  sedangkan  performatif  tidak  dievaluasi  sebagai
               benar-salah  yang  tradisional  tetapi  sebagai  tepat  atau  tidak  tepat
               (dengan prinsip kesahihan). Austin mengemukakan adanya empat
               syarat  kesahihan,  yaitu:  (1)  verdictives,  ditandai  oleh  Pemberian
               vonis,  perkiraan,  penilaian,  atau  penilaian;  (2)  exercitives,
               penggunaan  kekuasaan,  hak,  atau  pengaruh  seperti  pada
               menunjuk,  memesan,  memberi  peringatan,  atau  menasihati;  (3)
               commissives,  ditandai  dengan  menjanjikan  atau  melakukan,  dan
               melakukan  sesuatu  dengan,  misalnya,  mengumumkan  niat  atau
               mendukung suatu penyebab; (4) behabitives, berkaitan dengan hal-
               hal  seperti  meminta  maaf,  mengucapkan  selamat,  berkah,
               mengutuk,  atau  menantang;  dan  (5)  expositives,  istilah  yang
               digunakan  untuk  merujuk  pada  bagaimana  seseorang  membuat
               ucapan untuk masuk ke dalam suatu argumen atau eksposisi.
                     Menurut Austin, semua tuturan adalah performatif dalam arti
               bahwa  semua  tuturan  merupakan  sebuah  bentuk  tindakan  dan
               tidak  sekadar  mengatakan  sesuatu.  Kemudian  membedakan
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192