Page 280 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 280
Pemertahanan dan Penelitian Bahasa 269
bersifat teoritis, tanpa ada aplikasi kebijakan, pragmatis, atau
aplikasi masa.
c) Teori
Teori menjadi salah satu landasan yang sangat penting yang
menjadi panduan dalam melakukan sebuah kegiatan atau
penelitian. Tidak mungkin kita dapat melakukan sebuah penelitian
etnografi tanpa adanya teori atau model yang mejadi acuan kita
apapun jenisnya itu. Pendekatan teoritis yang kita ambil akan
sangat membantu kita dalam mendifinisikan masalah dan cara
menjawab atau mengatasi permasalahan tersebut. Di bawah ini
adalah sebuah ilustrasi yang ada dalam buku Feterman hal 5 yang
menggambarkan bagaimana sebuah pendekatan itu bekerja.
“Ketika ayah saya mengajari saya cara memperbaiki keran
yang bocor, dia mulai dengan menjelaskan hukum pertama
termodinamika dan teori hidrolik sebelum menunjukkan kepada
saya bagaimana caranya hentikan kebocorannya. Meskipun dia
jelas lebih tertarik pada teori daripada dalam praktik, karena
pelajaran itu saya tidak pernah lupa untuk mematikan air sebelum
memperbaiki pada pipa. Pendekatan filosofisnya juga membantu
saya memahami caranya semua bagian bekerja bersama. Intinya,
ia menyediakan peta jalan teoritis, menjelaskan teori dengan
mendemonstrasikan bagaimana setiap bagian fixture bekerja.
Setiap orang menangani masalah dengan teori atau serangkaian
teori yang dipikirkan bagaimana hal-hal bekerja. Caranya adalah
memilih tingkat teori yang paling sesuai tugas di tangan. Saya
berpendapat, misalnya, bahwa bagan alur sederhana akan
diceritakan saya bagaimana memperbaiki keran lebih mudah (dan
dalam waktu lebih singkat) daripada ayah saya sangat teknis,
pendekatan teoritis secara eksplisit. Namun, bagan alurnya tidak
akan seefektif alat untuk ikatan antara ayah dan anak, karena hal
tersebut itu terlalu efisien”.
Bagi Etnografer sangat penting untuk memahami
epistemologis dasar terhadap model yang akan dipilih.
Epistemologi feminis atau pascastruktural, misalnya, dapat
memberikan pandangan yang kuat untuk melihat dunia. Dimana
model ini mempertanyakan tentang apa yang merupakan
kebenaran, objektivitas. Model khas untuk etnografi penelitian
didasarkan pada paradigma yang berorientasi fenomenologis.
Paradigma ini merangkul perspektif multikultural karena ia
menerima banyak hal realitas. Orang bertindak berdasarkan
persepsi masing-masing, dan tindakan itu konsekuensi nyata —
dengan demikian realitas subyektif yang dilihat setiap individu tidak
kurang nyata dari realitas yang didefinisikan secara obyektif dan

