Page 285 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 285
274 BAB 5
para peneliti terhadap masalah-masalah sosial yang mereka
hadapi. Tetapi karena masalah yang sama terlihat dari segi metode
yang berbeda, hasilnya juga akan relatif berbeda (berbeda).
Kesalahan yang bisa dan sering muncul adalah dalam kasus-kasus
yang ambigu (ambigu), atau kasus yang memiliki kesempatan
untuk ditafsirkan secara berbeda. Harold Garfinkel pada
pertengahan 1950-an, memperkenalkan istilah ethnometodology di
bidang penelitian sosial yang merupakan inspirasi untuk penciptaan
sosiologi fenomenologi. Garfinkel, pada awalnya, datang atau
mengembangkan studi ini, saat ini sedang mempelajari
fenomenologi Alfred Schutz di New School For Social Research.
Ada kecurigaan kuat bahwa fenomenologi Schutz sangat
mempengaruhi etnometodologi dari Grafinkel. Ini terbukti dari
asumsi dan pembentukan metodologi itu sendiri. Bagi Schutz,
dunia sehari-hari adalah dunia subyektif yang dibagi dengan orang
lain yang berinteraksi dengan kita.
Dunia subyektif itu sendiri terdiri dari realitas yang sangat
ganda di mana realitas sehari-hari muncul sebagai realitas utama.
Schutz memberi perhatian pada dunia sehari-hari yang merupakan
akal sehat. Realitas inilah yang diterima tanpa kecuali, kecuali
realitas yang dipermasalahkan. Dalam membahas realitas akal
sehat Schutz, anggota Garfinkel ini melakukan perspektif studi
etnometodologi serta dasar teoritis untuk penelitian etnometodologi
lainnya. Definisi realitas sosial oleh Schutz adalah "seluruh objek
dan peristiwa di dunia budaya dan sosial, yang dibawa ke
kehidupan oleh pikiran umum manusia yang hidup bersama
dengan sejumlah hubungan interaksi. Ini adalah dunia benda
budaya dan institusi sosial di mana kita semua dilahirkan, saling
mengenal, terhubung dari awal, kita, aktor di panggung sosial,
hidup dunia sebagai dunia budaya serta dunia alam, bukan sebagai
dunia pribadi, tetapi dunia antar-subjektif, yang berarti sebagai
dunia yang umum bagi kita semua yang terbentang di depan kita
atau yang dapat berpotensi dinikmati oleh siapa pun dari kita; dan
ini memiliki implikasi untuk komunikasi dan bahasa". Sedangkan,
pengaruh Parsons dalam etnometodologi adalah teori tindakan.
Dalam teorinya, Parson berpendapat bahwa motivasi yang
mendorong tindakan individu selalu didasarkan pada aturan atau
norma dalam masyarakat di mana seorang individu hidup. Motivasi
aktor terintegrasi dengan model model normatif yang didirikan
dalam masyarakat yang ditujukan untuk menjaga stabilitas sosial
itu sendiri. Asumsi Parsons sejalan dengan pembentukan
etnometodologi, terutama dari Garfinkel dan Douglas yang
mengatakan bahwa seseorang dalam mengatur sesuatu apakah

