Page 287 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 287
276 BAB 5
dengan Garfinkel (1967) studi tentang bagaimana orang-orang
sebagai pendukung ordo yang biasa menggunakan sifat-sifat ordo
agar bagi warga di sana dapat terorganisir fitur-fitur yang tampak
nyata. Pakar etnometodologi mencoba bagaimana orang melihat,
menjelaskan, dan memberikan perintah di dunia tempat mereka
tinggal. Etometodologi telah berhasil mengundang para peneliti
untuk peka terhadap masalah, yaitu penelitian itu sendiri bukanlah
upaya ilmiah yang khas, tetapi lebih dilihat sebagai pencapaian
kerja praktis (Bogdan dan Biklen, 1990). Etnometodologi bukan
berarti 'metode penelitian untuk mengumpulkan data'.
Etnometodologi adalah studi tentang proses yang dilakukan oleh
individu manusia untuk membangun dan memahami kehidupan
sehari-hari mereka.
Subyek penelitian etnometodologi bukanlah suku yang
terisolasi, tetapi orang biasa yang kita temui setiap hari.
Etnometodologi memeriksa hal-hal kecil dan sepele yang 'hidup' di
masyarakat. Peneliti etnometodologi bahkan percaya bahwa
penelitian tidak selalu berarti kegiatan ilmiah yang sangat unik,
tetapi juga dapat dilakukan untuk hal-hal praktis dan urusan sehari-
hari. Etnometodologi menekankan dan mengakui fakta bahwa
orang awam mencoba untuk mengenali penjelasan sosial seperti
yang dilakukan oleh para ilmuwan. Lebih jauh lagi, akal sehat
mencoba untuk menjelaskan bahwa anggota masyarakat membuat
dan melaksanakan rasa sosial (solidaritas sosial) secara terus
menerus. Metode etnometodologi memiliki warna studi yang
berbeda dari metode kualitatif lainnya. Mulai dari tradisi
fenomenologis, yaitu fenomenologi sosial yang dikembangkan oleh
Schultz, etnometodologi kemudian mengembangkan diri melalui
jalur analitik dari hukum-hukum dasar, kemudian mengalami
pengayaan diberbagai konstruksi, yang meliputi analisis
percakapan dan kaidah interpretif.
Fokus Kajian Etnometodologi
Di dalam etnometodologi, peneliti yang ‗berasal dari luar‘
harus mampu menjadi bagian dan terlibat langsung dalam proses
penelitian bersama-sama dengan ‗masyarakat sosial setempat‘.
Peneliti harus mampu menjadi bagian dari komunitas yang diteliti,
dan karenannya harus mampu berada secara komprehensif
dengan masyarakat yang diteliti dalam satu kondisi sosial yang
kompleks. Salah satu penekanan dalam kajian ini adalah
bagaimana bisa melihat sebuah interaksi yang ada dalam
komunitas tersebut dapat dibaca dan di interpretasikan secara
eksplisit, dimana interaksi yang dikaji yaitu bagaimana interaksi

