Page 284 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 284
Pemertahanan dan Penelitian Bahasa 273
konsep keilmuan seperti antropologo, teori ilmu, komunikasi,
linguistik, psikologi,filsafat dan ilmu sosial.
Etnometodologi adalah kajian bagaimana individu
menciptakan dan memahami kehidupan sehari-hari, metodenya
untuk mencapai kehidupan sehari-hari. Etnometodologi berangkat
dari ide bahwa kegiatan sehari-hari dan interaksi sosial yang
sifatnya rutin, dan umum, mungkin dilakukan melalui berbagai
bentuk keahlian, pekerjaan praktis, dan asumsi-asumsi tertentu.
Keahlian, pekerjaan praktis, dan asumsiasumsi itulah yang disebut
dalam etnometodologi.
Tujuan dari pembelajaran etnometodologi adalah untuk
menyingkap proses interaksi masyarakat, bagaimana membuat
sense of indexical expression ( perubahan referensi berdasarkan
konteks). Yang menjadi subjek dari indeksikal dalam penelitian ini
adalag masyarakat tertentu yang menjadi objek kajian dalam
masyarakat dalam berbagai kondisi atau konteks. Disini
etnometodologi berupaya untuk melihat dan menjabarkan
keteraturan konteks dimana mereka hidup, metode praktis menjadi
latar belakang dalam menelusuri fenomena tersebut.
Etnometodologi ditakrifkan sebagai sebuah kajian tentang
pengetahuan, keanekaragaman prosedur dan pertimbangan yang
dapat dipahami oleh anggota masyarakat biasa. Masyarakat
seperti ini bisa mencari jalan dan bisa bertindak dalam keadaan
dimana mereka bisa menemukan dirinya sendiri (Ritzer, 1996).
Sejarah Metode Etnometodologi
Metode etnometodologi lahir pada periode modernis atau
zaman keemasan dari pengembangan penelitian kualitatif. Pada
saat itu ada proses formalisasi pendekatan kualitatif dan
pertumbuhan metode interpretif tipe baru. Meskipun antusiasme
untuk menyuarakan kelas bawah, para sarjana waktu itu juga
kembali ke sekolah Chicago untuk mencocokkan argumen tentang
validitas internal dan eksternal. Zaman keemasan ini memiliki
makna dalam mewujudkan keyakinan pada kekuatan masyarakat
dan bertahan dari ide-ide emansipatif.
Dalam studi etnometodologi, cukup sederhana untuk melihat
validitas, karena metode konvensional tidak digunakan di sini untuk
mengukur suatu konsep. Sebagai contoh ethnometodology, konsep
alienasi lebih dekat ke grounded theory, misalnya dengan
mengamati aturan yang dapat diamati dari luar, kemudian memberi
mereka label atau identitas tertentu. Sedangkan reliabilitas dapat
dilihat dari hasil perbandingan dengan metode serupa lainnya. Oleh
karena itu, di sini sangat tergantung pada kekuatan interpretasi

