Page 56 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 56
Masyarakat Bahasa dan Pengajaran Bahasa 45
sehingga pendengar dapat memahami apa yang
disampaikan.
Bilingualisme adalah penggunaan dua bahasa oleh si
pmebicara secara bergantian dalam suatu masyarakat bahasa.
Penekanan bilingualisme adalah kebiasaan penggunaan dua
bahasa dalam masyarakat bilingual, bukan pada pertimbangan
fungsi bahasa.
Campur kode adalah peristiwa yang terjadi dalam masyarakat
multilingual dalam menggunakan dua bahasa atau lebih. Campur
kode adalah suatu keadaan mencampur sebuah kode yang lain
yang terlibat dalam penggunaan bahasa tersebut hanyalah berupa
serpihan (pieces) saja, tanpa fungsi dan otonomi sebagai sebuah
kode terhadap satu kode utama atau kode dasar yang digunakan
memiliki fungsi dan otonomi, adanya unsur bahasa lain yang
disisipkan pada kode utama atau kode dasar.
Pembelajaran bahasa daerah di sekolah-sekolah tidak hanya
sebatas memfungsikan bahasa daerah sebagai bahasa perantara
kemudian digantikan dengan bahasa Indonesia, tetapi harus
mencanangkan pendidikan untuk mencetak anak didik yang di
samping menguasai bahasa nasional juga mampu menggunakan
bahasa ibunya dengan baik. Orang-orang bilingual atau multilingual
yang lebih terbiasa beralih bahasa mempunyai cara berpikir dan
memiliki pola pikir yang lebih fleksibel, karena telah terbiasa
dengan konsep yang berbeda, dan bahkan konsep yang
bertentangan.
Kesimpulan dan Implikasi terhadap Pengajaran Bahasa
Bilingualisme merupakan konsep pemahaman yang mengacu
pada kedwibahasaan dimana dalam suatu komunitas masyarakat
bahasa, bisa saja terdapat dua pilihan bahasa untuk digunakan
sebagai bentuk ragam bahasa. Multilingualisme, di sisi lain,
merupakan konsep pemahaman yang mengacu pada penggunaan
lebih dari dua bahasa dalam suatu kominitas bahasa. Ragam
bahasa dan variasinya dapat menyebabkan terbentuknya Diglosia,
yaitu fenomena penggunaan ragam bahasa yang dipilih oleh
penuturnya sesuai dengan fungsi bahasa itu. Dalam masyarakat
bahasa yang memiliki lebih dari satu penggunaan bahasa
seringkali menyebabkan terjadinya alih dan campur kode saat
berinteraksi. Fenomena ini seringkali terjadi di dalam proses
pembelajaran dimana guru dan siswa menggunakan prinsip alih
dan campur kode dalam berinteraksi di dalam maupun luar kelas.