Page 55 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 55
44 BAB 2
Kenyataan menunjukkan bahwa bahasa itu (termasuk bahasa
Indonesia) mempunyai variasi, baik yang bersifat regional, sosial,
maupun fungsional. Kenyataan ini tidak dapat diabaikan dalam
pengajaran bahasa. Memang yang harus diajarkan adalah hanya
ragam bahasa baku, yaitu ragam bahasa yang digunakan dalam
situasi-situasi resmi. Secara tertulis seperti digunakan dalam surat-
menyurat dinas, buku-buku pelajaran, dan dokumen-dokumen
kenegaraan; secara lisan seperti digunakan dalam pidato
kenegaraan, khotbah di mesjid, dalam rapat-rapat dinas, dan
sebagainya. Namun, kenyataan adanya ragam-ragam bahasa
tersebut perlu ‖diberi tahu‖ kepada murid, sebab penggunaan
bahasa yang tepat adalah penggunaan ragam bahasa itu yang
sesuai dengan situasi dan keperluannya. Untuk berkomunikasi
dengan pedagang di pasar tidak perlu digunakan ragam bahasa
baku, tetapi untuk menulis karangan ilmiah harus menggunakan
ragam baku itu.
Menurut Hornberger (2010), ada empat hal yang perlu
diperhatikan dalam pengajaran bahasa, yaitu:
1) Kemampuan tata bahasa. Berhubungan dengan
pengetahuan fonologi, morfologi, sintaksis, dan kosakata.
Semua ini merupakan pengetahauan dasar bagi peserta
didik untuk menguasai sebuah bahasa dalam melakukan
komunikasi.
2) Kemampuan Sosiolinguistik. Bahasa terdiri dari berbagai
variasi atau kode. Peserta didik yang umumnya menguasai
bahasa ibu, yaitu bahasa daerah, maka di sekolah peserta
didik diajarkan untuk dapat menguasai bahasa kedua,
misalnya bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan agar peserta
didik dapat menyesuaikan kondisi pilihan bahasa saat
melakukan komunikasi, baik ketika menggunakan bahasa
Indonesia dalam situasi formal atau bahasa daerah dalam
situasi santai atau informal.
3) Kemampuan memahami wacana baik secara lisan maupun
terulis. Haliday dan Hasan dalam Hornberger, mengatakan
kemampuan memahamiwacana ini berkaitan dengan
kohesi dan koherensi yang pada pilihan leksikaldan
gramatikan yang sesuai dengan konteks.
4) Strategi dalam berkomunikasi. Dapat menguasai situasi
dalam suatu percakapan tentunya tidak hanya didukung
oleh faktor verbal saja, tetapi juga faktor non-verbal;
bagaimana cara penyampaian teks secara efektif di dalam
komunikasi secara jelas dan tutur kata yang sopan