Page 54 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 54
Masyarakat Bahasa dan Pengajaran Bahasa 43
zaman dahulu pendidikan atau pengajaran sudah dilakukan orang,
yang digunakan untuk mewariskan nilai-nilai budaya dan generasi
tua kepada generasi berikutnya. Karena bahasa adalah juga
bagian dari kebudayaan, meskipun juga untuk menyampaikan segi-
segi kebudayaan lainnya, maka pewarisan kemampuan berbahasa
dan sikap positif terhadap bahasa dapat pula dilakukan melalui
jalur pendidikan. Itulah sebabnya, pembinaan dan pengembangan
bahasa paling dominan dapat dilakukan melalui jalur pendidikan
formal. Namun, apakah hasilnya akan lebih baik atau lebih berhasil
dibandingkan dengan melalui jalur lain,seperti jalur penyuluhan,
penataran, dan sebagainya adalah sangat tergantung pada
berbagai faktor yang terlibat dalam proses belajar-mengajar itu.
Dalam masyarakat bilingual, maka faktor kebahasaan
merupakan variabel yang dapat mempengaruhi keberhasilan
pengajaran bahasa. Umpamanya, murid yang sehari-hari di rumah
dan di lingkungan masyarakatnya menggunakan bahasa Indonesia,
tentu akan mempunyai kemungkinan untuk lebih berhasil dalam
pelajaran bahasa Indonesia daripada murid yang tinggal dalam
keluarga dan lingkungan masyarakat yang tidak menggunakan
bahasa Indonesia. Demikian juga murid aka lebih berhasil dalam
belajar bahasa Indonesia apabila orang-orang yang terlibat dalam
lingkungan sekolah (guru, pegawai tata usaha, dan lain-lain) dalam
percakapan sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia daripada
yang tidak berbahasa Indonesia. Di sinilah upaya guru dalam
pengajaran bahasa agar siswanya mampu menguasai bahasa
kedua (B2) baik yang disampaikan secara tertulis maupun dalam
berkomunikasi.
Jika kita simak, hampir semua anak-anak di Indonesia tidak
berbahasa Indonesia sebagai bahasa ibu mereka. Oleh karena itu,
meskipun bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia masih
serumpun dengan bahasa Indonesia, tetapi perbedaan-perbedaan
tentunya ada antara bahasa-bahasa daerah itu dengan bahasa
Indonesia. Perbedaan itu dapat terjadi padatataran fonologi,
morfologi, sintaksis, dan juga kosakata. Perbedaan-perbedaan
inilah yang pertama-tama harus diperhatikan agar siswa dapat
berbahasa Indonesia dalam bentuk dan struktur yang benar. Kalau
anak-anak yang berbahasa ibu bahasa Bengkulu sulit dalam
mengucapkan bunyi huruf ―R‖ maka latihan harus banyak diberikan
dalam masalah itu. Jelasnya begini, banyak anak yang berbahasa
pertama bahasa Bengkulu sukar mengucapkan kata-kata seperti
[pagar-r] dan [r-umah]. Ini merupakan masalah, maka inilah yang
perlu diberikan porsi latihan yang lebih banyak.