Page 196 - KAWASAN PENILITIAN DALAM PENDIDIKAN BAHASA
P. 196

186                                                                         BAB 5


                  umum,  mereka  hanya  memiliki  sedikit  sikap  bahasa  yang  positif  terhadap

                  bahasa  Inggris,  terutama  pelajar  perempuan  yang  memiliki  standar  yang
                  tinggi.  Mereka  mengakui  bahwa  bahasa  Inggris  merupakan  bahasa  yang
                  sangat  penting,  tetapi  ketertarikannya  tidak  diungkapkan  dalam  bentuk
                  perhatian yang tinggi untuk mempelajari bahasa tersebut.
                         Pembelajaran  bahasa  sangat  berhubungan  dengan  sikap  terhadap
                  bahasa tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Strarks dan Paltridge (1996:
                  218).  Gardner  (1985:  10)  menyampaikan  bahwa  sikap  bahasa  merupakan
                  salah  satu  komponen  motivasi  dalam  mempelajari  bahasa.  Wenden  (1991)
                  menyatakan  bahwa  sikap  memiliki  tiga  komponen,  pertama  sikap  yang
                  berhubungan  dengan    komponen  kognitif.    Hal  ini  termasuk  kepercayaan
                  atau  persepsi  tentang  objek  atau  situasi  yang  berhubungan  dengan  sikap.
                  Kedua,  sikap  yang  berhubungan  dengan  komponen  evaluasi.  Hal  ini
                  bermakna bahwa objek atau situasi berhubungan dengan sikap secara umum
                  tentang  suka  atau  tidak  suka.  Ketiga  sikap  yang  berhubungan  dengan
                  komponen  perilaku,  misalnya  sikap  yang  mendorong  pelajar  untuk
                  menyesuaikan  diri  dengan  fakta-fakta  perilaku  dalam  pembelajaran.  Bernat
                  dan  Gvozdenko  (2005)  menyampaikan  isu  penting  bahwa  implikasi
                  pedagogis  dan  pandangan  baru  dalam  kepercayaan  tentang  pembelajaran
                  bahasa, di dalamnya termasuk dalam hal sosial, budaya, kontekstual, kognitif,
                  afektif, dan faktor personal yang merupakan hal penting dalam menentukan
                  sikap.

                        b. Metodologi

                         Metodologi      yang    digunakan     dalam     penelitian    ini   dengan
                  menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data diperoleh dengan
                  cara menyebarkan kuesioner. Kuesioner pertama berkaitan dengan informasi
                  personal,  kuesioner  kedua  berkaitan  dengan  tempat  pelajar  mengawali
                  belajar bahasa Inggris.
                         Sampel  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  190  pelajar
                  jenjang  8  dalam  private  primary  school  di  Adana.  Di  sana  pembelajaran
                  bahasa  Inggris  dilaksanakan  secara  intensif,  yaitu  10  jam  per  minggu.  Dari
                  sampel  tersebut  diperoleh  informasi  bahwa  94  pelajar  di  antaranya  adalah
                  perempuan atau sebesar 49.5%  dari kelompok, dan 96 di antaranya laki-laki
                  atau  sebesar  50.5%  dari  kelompok.    Berikut  ini  ditampilkan  fakta  deskriptif
                  tentang  sampel  yang  menampilkan  jenis  kelamin,  usia  saat  mulai  belajar
                  bahasa  Inggris,  serta  tempat  awal  belajar  bahasa  Inggris,  apakah  di  saat
                  sekolah atau sudah dimulai pada prasekolah.
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201