Page 47 - E MODUL LEMBAGA KEUNGAN SYARIAH - NADYA MEYLANI HOTMAIDA SIBARANI - 1834021315
P. 47

urusannya  sendiri.  Pada  suatu  kesempatan,  seseorang  perlu  mendelegasikan

                       pekerjaan kepada orang lain untuk mewakili dirinya.
                             Pemberian  kuasa  (wakalah)  secara  umum  dapat  didefinisikan  sebagai  suatu

                       perjanjian dimana seseorang mendelegasikan atau menyerahkan sesuatu  wewenang
                       (kekuasaan)  kepada  seseorang  yang  lain  untuk  menyelenggarakan  sesuatu  urusan,

                       dan  orang  lain  tersebut  menerimanya,  dan  melaksanakannya  untuk  dan  atas  nama
                       pemberi  kuasa.  Dalam  perbankan,  nasabah  memberi  kuasa  kepada  bank  untuk

                       mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti transfer.


                             Dalam  fiqih  berdasarkan  ruang  lingkupnya,  wakalah  dibedakan  menjadi  tiga

                       macam, yaitu:

                       1.  Wakalah al mutlaqah, yaitu mewakilkan secara mutlak, tanpa batasan waktu dan

                           untuk segala urusan.

                       2.  Wakalah al muqayyadah, yaitu penunjukan wakil untuk bertindak atas namanya
                           dalam urusan-urusan tertentu.

                       3.  Wakalah al ammah, perwakilan yang lebih luas dari al-muqayyadah tetapi lebih
                           sederhana dari al-mutlaqah.



                    D.  Gadai
                             Rahn menurut  syariah adalah menahan sesuatu  dengan cara  yang dibenarkan

                       yang  memungkinkan  ditarik  kembali.  Rahn  juga  bisa  diartikan  menjadikan  barang
                       yang  mempunyai  nilai  harta  menurut  pandangan  syariah  sebagai  jaminan  hutang,

                       sehingga  orang  yang  bersangkutan  boleh  mengambil  hutangnya  semuanya  atau
                       sebagian. Dengan kata lain rahn adalah akad berupa menggadaikan barang dari satu

                       pihak ke pihak lain, dengan utang sebagai gantinya.

                             Barang gadai berada dalam kekuasaan pemberi jaminan sampai seluruh hutang
                       dibayarkan. Jika hutang telah diselesaikan oleh pemberi jaminan, maka barang gadai

                       dapat lepas. Orang yang menggadaikan tidak mempunyai hak untuk memanfaatkan
                       barang gadai, baik melalui pemakaian, penggunaan tempat, sewa, peminjaman, dan

                       sebagainya tanpa seizin pihak yang meminjamkan uang. Demikian juga dengan pihak

                       yang  meminjamkan  uang  tidak  dapat  memiliki  barang  itu  tanpa  seizin  pihak  yang
                       menggadaikan.  Pihak  yang  menggadaikan  tidak  memiliki  hak  jual  dan  hibah  atas

                       barang gadai.
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52