Page 62 - E MODUL LEMBAGA KEUNGAN SYARIAH - NADYA MEYLANI HOTMAIDA SIBARANI - 1834021315
P. 62
bersama-sama, baik berupa keuntungan maupun kerugian. Sementara itu pada bank
konvensional biasa, pihak bank tidak berurusan dengan risiko yang mungkin dihadapi
nasabahnya. Pihak nasabah juga tidak perlu memikirkan risiko yang mungkin terjadi
kepada bank tempatnya melakukan transaksi keuangan ataupun menyimpan dana.
Cicilan & promosi
Sistem Bank syariah menerapkan sistem cicilan dengan jumlah tetap yang
didasarkan pada keuntungan bank yang sudah disetujui antara pihak bank dan
nasabah ketika akad kredit. Konten promosi bank syariah juga disampaikan secara
jelas, tidak ambigu, dan transparan. Sedangkan bank konvensional menyediakan
banyak program promosi untuk menarik nasabah. Seperti promosi suku bunga tetap
atau fixed rate selama periode tertentu, sebelum akhirnya memberikan suku bunga
berfluktuasi atau floating rate kepada nasabah.
Sumber likuiditas jangka pendek
Baik bank syariah maupun bank konvensional, sama-sama mendapatkan
likuiditasnya dari dua sumber, yakni pasar uang dan bank sentral. Untuk Indonesia
sendiri, yang dimaksud dengan bank sentral adalah Bank Indonesia. Hal yang
membedakan antara likuiditas bank konvensional dengan bank syariah ada pada
pasar uang. Untuk likuiditas bank konvensional dari pasar uang bebas diperoleh dari
emiten mana saja. Sementara itu, bank syariah sendiri hanya mengambil sumber dari
pasar uang yang mempraktikkan prinsip-prinsip syariah.
Struktur pengawas
Setiap bank baik syariah maupun konvensional pasti memiliki dewan pengawas
yang tersusun dalam struktur organisasi lembaga tersebut. Sesuai dengan namanya,
badan pengawas berguna untuk mengawasi segala aktivitas perbankan tersebut agar
tidak melenceng dari tujuan dan fungsinya. Untuk di bank konvensional, struktur
pengawas dijabat oleh dewan komisaris. Sementara, di bank syariah, kamu bisa
menemui struktur pengawas yang lebih kompleks, seperti dari dewan komisaris,
dewan pengawas syariah, hingga dewan syariah nasional.