Page 13 - Buku Metodologi Kepelatihan Olahraga
P. 13
Setyo Budiwanto FIK Univ. Negeri Malang 7
pelatih mampu berkreasi dengan menciptakan sesuatu yang baru dan lebih baik tentang
cara-cara melatih dalam usaha meningkatkan kamampuan dan prestasi atlet secara
maksimal. Selain itu, dengan kreasi-kreasi yang baru akan memberikan suasana baru
dan menghilangkan rasa bosan bagi atlet. Untuk menciptakan hal baru tersebut
diperlukan pemahaman, pengetahuan, kemauan, pengalaman dan imajinasi tentang
sesuatu yang akan diciptakannya.
Kecintaan dan dedikasi terhadap profesi merupakan faktor penggerak bagi
pelatih untuk lebih tekun berusaha ke arah penyempurnaan kegiatan pelatihan yang
dilakukan terutama peningkatan prestasi atletnya. Kepuasan batin merupakan hal yang
lebih mahal dan diharapkan daripada bentuk penghargaan lainnya.
Ketegangan-ketegangan seringkali muncul dalam kegiatan pelatihan olahraga
maupun pertandingan. Cara menghadapinya harus dilakukan dengan kesungguhan
tetapi tidak berarti dengan tegang pula. Seorang pelatih harus tanggap terhadap
keadaan tersebut dan berusaha untuk mengurangi. Rasa humor (sense of humor)
seorang pelatih diperlukan untuk mengendorkan ketegangan yang timbul.
Dalam kegiatan pelatihan olahraga, setiap saat pelatih akan bergaul, ber-
komunikasi, berinteraksi dengan atlet. Suasana keakraban, kegairahan, saling
pengertian, saling menghomati, adanya hubungan batin, keterbukaan, demokratis dan
kasih sayang harus diciptakan oleh pelatih. Seorang pelatih harus mampu berperan
sebagai teman yang baik dan siap mendengarkan curahan hati, orang tua yang selalu
memberi nasehat, komandan yang selalu memerintah dan memberi aba-aba atau hakim
yang akan memberi hukuman bila bersalah sesuai dengan situasi yang dihadapi. Selain
itu, sikap kepemimpinan dan kewibawaan merupakan hal yang sangat diperlukan.
Harus disadari bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pelatihan olahraga
bukan hanya ditentukan oleh seorang pelatih saja, tetapi didukung oleh kerjasama
berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Maka seorang
pelatih harus mampu kerjasama dengan berbagai pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung terlibat dalam pelatihan olahraga.
Harus disadari bahwa seorang pelatih adalah tokoh sentral yang menjadi model
bagi atlet dan masyarakat sekitarnya. Segala tingkah laku, tutur bahasa, kepribadian
dan mungkin gaya hidupnya akan menjadi perhatian dan ditiru oleh altetnya. Oleh