Page 175 - Buku Metodologi Kepelatihan Olahraga
P. 175

168  Metodologi Latihan  Olahraga


                  (1973)  beranggapan  bahwa  peningkatan  pada  kemampuan  fisiologis  akan  sangat
                  dibatasi oleh potensi genetik atlit tersebut. Dia menyatakan bahwa sistem dan fungsi

                  ditentukan secara genetik: sistem asam laktat sampai dengan 81,4%, denyut jantung
                  85,9% dan VO 2 maks 93,4%.

                        Kriteria  keempat  adalah  distribusi  serabut  otot.  Proporsi  antara  serabut  otot

                  merah dan otot putih pada manusia sudah tertentu secara genetik. Fungsi metabolik
                  kedua jenis serabut otot tersebut berbeda. Serabut otot merah atau serabut gerak lambat

                  (slow twitch) mengandung mioglobin lebih banyak yang berfungsi sebagai penyimpan
                  oksigen yang dibawa darah untuk sel yang bekerja. Secara biokimiawi lebih baik untuk

                  kerja  aerobik  (daya  tahan).  Serabut  putih  atau  serabut  gerak  cepat  (fast  twitch)
                  mengandung banyak glikogen (karbohidrat) dan lebih baik untuk kerja anaerobik atau

                  kerja dalam tempo singkat, dan tipe latihan intensif. Prosentase serabut otot tidak dapat

                  diubah tetapi dengan latihan yang ekstensif dan spesifik dapat meningkatkan kapasitas
                  dari  serabut-serabut  otot  dan  dapat  merubah  struktur  biokimianya.  Berdasarkan

                  kenyataan  diatas  atlit  yang  mempunyai  serabut  otot  merah  dengan  proporsi  lebih

                  banyak akan lebih sukses pada cabang olahraga  yang membutuhkan ketahanan. Hal
                  yang sama terjadi pada atlit yang memiliki serabut otot putih lebih dominan akan lebih

                  sukses pada cabang olahraga yang membutuhkan intensitas kerja cepat (kecepatan dan
                  atau tenaga). Biopsi, teknik ekstraksi jaringan otot dan kemudian proporsi pada kedua

                  jaringan otot tersebut dihitung, dapat digunakan untuk menentukan dikelompok cabang
                  olahraga  yang  mana  seorang  atlit  akan  sukses.  Cara  ini  dapat  digabungkan  dengan

                  karakteristik  psikologik  dan  biometrik  sehingga  calon  olahragawan  dapat  diarahkan

                  pada cabang olahraga yang paling sesuai (Bompa: 1994).
                         Soekarman (1987) mengemukakan empat kualifikasi yang dituntut dari seorang

                  atlet  yang  diharapkan  berprestasi.  Kualifikasi  tersebut  adalah  kualifikasi  medis,
                  kualifikasi  fisik,  kualifikasi  mental,  dan  kualifikasi  keterampilan.  Dalam  kualifikasi

                  medis, peran dokter sangat dominan dalam memeriksa secara teliti hal-hal berkaitan
                  hasil  pemeriksaan  atlit  dan  memprediksi  kemungkinan-kemungkinan  yang  dapat

                  terjadi  akibat  pemberian  latihan  terhadap  atlit.  Kualifikasi  fisik  berkaitan  dengan

                  kesegaran jasmani yang tinggi untuk digunakan dalam latihan maupun pertandingan
                  dengan intensitas tinggi. Setiap cabang olahraga menuntut norma kualifikasi fisik yang

                  berbeda  dengan  yang  lain  sesuai  dengan  intensitas  kerja  masing-masing  cabang


                                                          168
   170   171   172   173   174   175   176   177   178