Page 42 - Buku Metodologi Kepelatihan Olahraga
P. 42
36 Metodologi Latihan Olahraga
Dalam mengelola program latihan pembentukan fisik disusun dengan urutan
sebagai berikut: 1) pembentukan fisik umum, 2) pembentukan fisik khusus, 3)
kemampuan biomotor tingkat tinggi. Tahap pembentukan fisik umum dan khusus
dikembangkan dalam tahap persiapan untuk memperoleh dasar yang kuat. Tahap
ketiga adalah terutama pada periode pertandingan, tujuannya untuk memelihara
sesuatu yang telah diperoleh sebelumnya dan menyempurnakan kemampuan yang
diperlukan setiap cabang olahraga atau dalam pertandingan. (Bompa: 1994)
Latihan Pembentukan Fisik Umum (Gerneral Physical Preparation)
Tujuan utama pembentukan fisik umum dengan memperhatikan kekhususan
olahraga adalah untuk meningkatkan kapasitas kerja atlet. Dengan potensi kerja yang
lebih tinggi, lebih mudah tubuh beradaptasi terhadap bertambahnya tuntutan fisik dan
psikis pada latihan selanjutnya. Hal yang sama, semakin keras dan giatnya
pembentukan fisik umum maka lebih tinggi tingkat kemampuan gerak yang harus
dicapai. Pembentukan fisik umum sangat penting, dititik beratkan pada potensi fisik.
Untuk atlet pemula, pembentukan fisik umum pendekatannya sama dengan atlet
tingkat lanjut meskipun kurang memperhatikan pengkususan cabang olahraga. Untuk
atlet tingkat lanjut dapat dikaitkan dengan kekhususan dan kebutuhan olahraga, dan
juga ciri-ciri perorangan. (Bompa: 1994).
Sasaran yang harus dicapai dalam program latihan persiapan fisik umum ini
adalah kesegaran jasmani. Pengertian kesegaran jasmani menurut batasan yang dibuat
Kent (1994) bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang bekerja secara
efisien dan efektif, menikmati waktu luang, menjadi sehat, mencegah penyakit
hipokinetik, dan mengatasi keadaan darurat. Menurut Karpovich (1971), kesegaran
jasmani adalah derajad kemampuan untuk melakukan tugas fisik tertentu yang
memerlukan usaha otot. Sedangkan menurut Morehouse (1976), kesegaran jasmani
adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan dengan aktivitas jasmani. Aspek-aspek
kesegaran jasmani dibagi menjadi tiga, yaitu kesegaran anatomis, kesegaran fisiologis
dan kesegaran psikologis. Lebih lanjut Bucher (1995) mengemukakan bahwa
seseorang yang fisiknya bugar adalah mempunyai stamina dalam melaksanakan tugas
sehari-hari, bertenaga untuk bekerja aktif, memanfaatkan waktu luang, mempunyai
kemampuan untuk menghadapi keadaan darurat tanpa mengalami kelelahan, dan
mempunyai tenaga untuk bekerja dengan kapasitas penuh. Verducci (1980)
36