Page 29 - jhana dan umat awam
P. 29

yang bukan pencapai jhāna. Sekarang karena tidak ada sutta
            yang  secara  langsung  mengatakan  bahwa  adalah  mungkin
            untuk  menjadi  seorang  pemasuk-arus  tanpa  sebelumnya
            mencapai  minimal  jhāna pertama,  maka saya  rasa terdapat
            beberapa sutta yang menyiratkan hal serupa.


            (1)  Mari  kita mulai  dengan  Cūḷadukkhakkhandha  Sutta (MN
            No.  14).  Sutta  diawali  dengan  seorang  siswa  awam  Sakya
            bernama  Mahānāma,  yang  diidentifikasi  oleh  Komentar
            sebagai  seorang  yang-kembali-sekali,  mendatangi  Sang
            Buddha dan menanyakan persoalan pribadinya. Walaupun ia
            telah  lama  memahami,  melalui  tuntunan  ajaran,  bahwa
            keserakahan,  kebencian,  dan  kebodohan  adalah  kekotoran
            batin  (cittassa upakkilesa),  namun  kondisi-kondisi  demikian
            masih muncul  dalam  dirinya dan menguasai pikirannya. Hal
            ini  menyusahkannya  dan  ia  bertanya-tanya  apa  penyebab
            yang mendasari hal tersebut. Dalam jawabanNya Sang Buddha
            berkata: “Walaupun  seorang siswa mulia telah  melihat  jelas
            dengan  kebijaksanaan  sempurna  bahwa  kenikmatan  indria
            memberikan sedikit kepuasan dan penuh dengan penderitaan
            dan  kesengsaraan,  penuh  dengan  bahaya  yang  lebih  besar,
            jika  ia  tidak  mencapai  kegembiraan  dan  kebahagiaan  yang
            terpisah dari kenikmatan indria, terpisah dari kondisi-kondisi
            yang  tidak  bermanfaat,  atau  sesuatu  yang  lebih  damai
            daripada hal ini, maka ia tidak luput dari godaan kenikmatan
            indria  ini.”  [24]  Bagian  pertama  dari  pernyataan  ini
            menyiratkan  bahwa  subyek  minimal  adalah  seorang
            pemasuk-arus,  karena  ia  dirujuk  sebagai  seorang  “siswa
            mulia”  (ariya-sāvaka).  Walaupun  sebutan  ariya-sāvaka
            kadang-kadang  digunakan  dalam  makna  yang  lebih  bebas


                                           25
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34