Page 34 - jhana dan umat awam
P. 34

menggunakan  kualitas-kualitas  ini  sebagai  titik  awal  bagi
            perenungan:  “ia  tidak  puas  dengan  keyakinan  kuat  pada
            Buddha  (dan  seterusnya),  tetapi  berusaha lebih jauh  dalam
            keterasingan di  siang hari  dan dalam  latihan di  malam  hari.
            Ketika  ia  berdiam  dengan  tekun,  kegembiraan  muncul  …
            (seperti  di  atas)  …  pada  seorang  yang  bahagia  pikirannya
            menjadi  terkonsentrasi.  Ketika  pikirannya  terkonsentrasi,
            fenomena-fenomena menjadi  termanifestasi.  Adalah  dengan
            manifestasi  fenomena  padanya  maka  ia  dikenal  sebagai
            ‘seorang yang berdiam dengan tekun.’” [31]

            Ungkapan “manifestasi fenomena” (dhammānaṃ  pātubhāva)
            menunjukkan  bahwa  sang  siswa  merenungkan  muncul  dan
            lenyapnya  kelima  kelompok  unsur  kehidupan,  keenam
            landasan  indria, dan  seterusnya.  Dengan demikian paragraf
            ini menunjukkan bagaimana sang siswa maju dari konsentrasi
            menuju  pandangan  terang,  tetapi  hal  ini  tidak
            menggambarkan  konsentrasi  ini  muncul  pada  tahap  jhāna.
            Karena  urutannya  berubah  dari  konsentrasi  menjadi
            pandangan  terang  tanpa  menyebutkan  jhāna,  tampaknya
            bahwa  konsentrasi  yang  dicapai  menyerupai  konsentrasi
            akses, bukan jhāna, akan tetapi bahkan konsentrasi ini cukup
            untuk mendukung munculnya pandangan terang.
















                                           30
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39