Page 38 - jhana dan umat awam
P. 38
Akan tetapi, mungkin masih dipertanyakan, apakah ia harus
memiliki seluruh empat jhāna. Sementara bacaan secara
literal dari sutta di atas mendukung kesimpulan ini, jika kita
mengingat komentar saya sebelumnya tentang interpretasi
formula umum, kita dapat menduga bahwa latihan pikiran
yang lebih tinggi dipenuhi dengan mencapai bahkan hanya
satu jhāna. Hal ini tampaknya dikonfirmasi oleh
Mahāmāluṅkya Sutta (MN No. 64/I 434-37), yang
menunjukkan bagaimana pencapaian jhāna tertera dalam
tingkat persiapan sang jalan hingga tingkat yang-tidak-
kembali. Pada titik tertentu dalam khotbahNya, Sang Buddha
mengumumkan bahwa Beliau akan mengajarkan “jalan dan
cara untuk meninggalkan kelima belenggu yang lebih
rendah” (yo maggo yā paṭipadā pancannaṃ orambhāgiyānaṃ
saṃyojanānaṃ pahānāya). Beliau menggaris-bawahi
pentingnya apa yang akan Beliau jelaskan dengan sebuah
perumpamaan. Seperti halnya adalah tidak mungkin untuk
memotong inti kayu dari sebatang pohon besar tanpa terlebih
dulu memotong kulit kayu dan kayu lunaknya, demikian pula
adalah tidak mungkin memotong kelima belenggu yang lebih
rendah tanpa mengandalkan sang jalan dan praktik yang akan
ia kenali. Ini menjelaskan secara pasti bahwa prosedur yang
akan dijelaskan harus diikuti secara persis untuk mencapai
tujuan yang dijanjikan, yaitu pelenyapan kelima belenggu
yang lebih rendah (pencapaian yang mendefinisikan yang-
tidak-kembali).
Kemudian Sang Buddha menjelaskan metodenya. Sang
meditator memaasuki salah satu dari empat jhāna atau tiga
pencapaian tanpa bentuk yang lebih rendah (teks
34