Page 41 - jhana dan umat awam
P. 41
Teks lain lagi adalah Dīghāvu Sutta (SN 55:3/V 344-46). Di sini,
Sang Buddha mengunjungi seorang pemuda umat awam
bernama Dīghāvu, yang sedang sakit keras. Pertama-tama
Beliau menasihati si pemuda yang sakit itu agar berkeyakinan
kuat pada Tiga Permata dan memiliki moralitas yang
disenangi oleh para mulia, yaitu, untuk menjadi seorang
pemasuk-arus. Ketika Dīghāvu mengatakan bahwa ia telah
memiliki kualitas-kualitas ini, Sang Buddha memberitahunya
bahwa karena ia telah memiliki empat faktor memasuki-arus,
maka ia harus “berusaha lebih jauh untuk mengembangkan
enam kualitas yang merupakan bagian dari pengetahuan
sejati” (cha vijjābhāgiyā dhammā): “Engkau harus berdiam
dengan merenungkan ketidak-kekalan dari segala bentukan,
melihat penderitaan di dalam apa yang tidak kekal, melihat
ketiadaan-diri dari apa yang merupakan penderitaan, melihat
pelepasan, melihat kebosanan, melihat lenyapnya.” [36]
Dīghāvu meyakinkan Sang Bhagavā bahwa ia telah
mempraktikkan perenungan-perenungan ini, dan Sang Guru
pergi. Tidak lama kemudian Dīghābu meninggal dunia. Ketika
mendengar berita kematiannya, para bhikkhu mendatangi
Sang Buddha untuk menanyakan kelahiran kembalinya. Sang
Buddha menyatakan bahwa Dīghāvu si umat awam telah
melenyapkan kelima belenggu yang lebih rendah dan secara
spontan terlahir kembali sebagai seorang yang-tidak-kembali.
Di sini, transisi dari tingkat memasuki-arus ke yang-tidak-
kembali terjadi melalui serangkaian perenungan yang
berhubungan dengan pandangan terang. Tidak ada instruksi
untuk mengembangkan jhāna-jhāna, melainkan melalui
praktik “enam hal yang menjadi bagian dari pengetahuan
37