Page 44 - jhana dan umat awam
P. 44
menikmati kecakapan dalam tingkat yang tinggi dalam
meditasi. Pada saat kematian, yang-tidak-kembali terlahir
kembali secara spontan di alam berbentuk (biasanya di alam
murni) dan mencapai Nibbāna akhir di sana tanpa pernah
kembali ke alam ini.
Yang-tidak-kembali memutuskan semua hubungan dengan
alam indria dengan melenyapkan belenggu keinginan indria,
dan hal ini membentuk suatu kemiripan tertentu antara
yang-tidak-kembali dan pencapai-jhāna biasa. Teks-teks
kadang-kadang membicarakan pencapai-jhāna awam sebagai
“pihak luar yang hampa dari nafsu akan kenikmatan
indria.” [38] Jika ia mempertahankan kemahirannya akan
jhāna pada saat kematiannya, kamma luhurnya akan
menuntunnya menuju kelahiran kembali di alam berbentuk,
alam persisnya ditentukan oleh tingkat kemahirannya atas
jhāna-jhāna. Akan tetapi, karena baik pencapai-jhāna awam
maupun yang-tidak-kembali sama-sama hampa dari
keinginan indria dan pasti terlahir kembali di alam bukan-
indria, maka kedua ini terbagi oleh perbedaan yang mendasar
dan mendalam. Pencapai-jhāna awam belum sepenuhnya
melenyapkan belenggu apa pun dengan demikian, dengan
perhatian tergelincir, dapat dengan mudah jatuh menjadi
korban indriawi; sebaliknya, yang-tidak-kembali, telah
memotong keinginan indria dan niat buruk di akarnya,
memastikan bahwa belenggu-belenggu itu tidak akan pernah
muncul lagi dalam diri mereka. Ia tidak akan terlahir kembali
di alam berbentuk hanya melalui kamma baik yang dihasilkan
oleh jhāna-jhāna, seperti halnya pencapai-jhāna awam,
40