Page 48 - jhana dan umat awam
P. 48
(4) Beberapa yang-tidak-kembali dalam Nikāya-Nikāya
mengaku memiliki seluruh empat jhāna, dan menurut
Mahāmāluṅkya Sutta, pencapaian minimal jhāna pertama
adalah bagian dari praktik yang mengarah menuju lenyapnya
kelima belenggu yang lebih rendah. Dengan demikian
tampaknya para pemasuk-arus dan yang-kembali-sekali yang
berkeinginan untuk maju menuju kondisi yang-tidak-kembali
dalam kehidupan ini harus mencapai minimal jhāna pertama
sebagai landasan untuk mengembangkan pandangan terang.
Mereka yang puas dengan status mereka, bersiap-siap untuk
membiarkan “hukum Dhamma” mengambil jalannya,
umumnya tidak akan berusaha mencapai jhāna-jhāna.
Melainkan, mereka berdiam dengan yakin bahwa mereka
pasti mencapai tujuan akhir dalam maksimum tujuh
kelahiran lagi di alam manusia atau di alam surga.
(5) Karena para yang-tidak-kembali telah melenyapkan nafsu
indria dan niat buruk, rintangan utama pada pencapaian
jhāna, maka mereka seharusnya tidak menghadapi masalah
besar dalam memasuki jhāna. Yang-tidak-kembali sama
dengan pencapai-jhāna awam dalam hal kelahiran kembali di
alam berbentuk. Akan tetapi, tidak seperti pencapai-jhāna
awam, yang-tidak-kembali sama sekali bebas dari keinginan
indria dan niat buruk dan dengan demikian tidak akan pernah
jatuh lagi ke alam indria.
(6) Walaupun dalam Nikāya-Nikāya penghubung antara kedua
pencapaian – jhāna-jhāna dan kondisi yang-tidak-kembali –
cukup jelas, namun masih dipertanyakan apakah hubungan
ini benar-benar mengikat. Beberapa sutta mengatakan
44