Page 12 - BAHAN AJAR
P. 12
b. Pertahanan dengan Cara Menimbulkan Peradangan (Inflamatori)
Mikroorganisme yang telah berhasil melewati pertahanan di bagian permukaan organ
dapat menginfeksi sel-sel dalam organ. Tubuh akan melakukan perlindungan dan pertahanan
dengan memberi tanda secara kimiawi yaitu dengan cara sel terinfeksi mengeluarkan
senyawa kimia histamin dan prostaglandin. Senyawa kimia ini akan menyebabkan pelebaran
pada pembuluh darah di daerah yang terinfeksi. Hal ini akan menaikkan aliran darah ke
daerah yang terkena infeksi. Akibatnya daerah terinfeksi menjadi berwarna kemerahan dan
terasa lebih hangat.
Apabila kulit mengalami luka akan terjadi peradangan yang ditandai dengan memar,
nyeri, bengkak, dan meningkatnya suhu tubuh. Jika luka ini menyebabkan pembuluh darah
robek maka mastosit akan menghasilkan bradikinin dan histamin. Bradikinin dan histamin ini
akan merangsang ujung saraf sehingga pembuluh darah dapat semakin melebar dan bersifat
permeabel.
Kenaikan permeabilitas kapiler darah menyebabkan neutrofil berpindah dari darah ke
cairan luar sel. Neutrofil ini akan menyerang bakteri yang menginfeksi sel. Selanjutnya,
neutrofil dan monosit berkumpul di tempat yang terluka dan mendesak hingga menembus
dinding kapiler. Setelah itu, neutrofil mulai memakan bakteri dan monosit berubah menjadi
makrofag (sel yang berukuran besar). Makrofag berfungsi fagositosis dan merangsang
pembentukan jenis sel darah putih yang lain.
Gambar 2.1 Mekanisme pertahanan tubuh dengan respon inflamatori
Perhatikan Gambar 2.1 Berdasarkan gambar tersebut, sistem pertahanan tubuh dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1) Jaringan mengalami luka, kemudian mengeluarkan tanda berupa senyawa kimia yaitu
histamin dan senyawa kimia lainnya. Makrofag yang teraktivasi dan sel-sel tiang tempat
luka melepaskan molekul-molekul pensinyal yang bekerja pada kapiler-kapiler di
dekatnya.