Page 13 - BAHAN AJAR
P. 13

2)  Terjadi pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) yang menyebabkan bertambahnya aliran

                    darah, menaikkan permeabilitas pembuluh darah. Selanjutnya terjadi perpindahan sel-sel
                    fagosit.

                3)  Sel-sel fagosit (makrofag dan neutrofil) memakan pathogen dan sisa-sisa sel di tempat
                    tersebut, dan jaringan pun akan sembuh.

                       Rasa nyeri dan pembengkakan yang menyadarkan bahwa ada serpihan kayu di bawah
               kulit  merupakan  hasil  dari  respon  peradangan  (inflammatory  response)  lokal,  perubahan-

               perubahan yang disebabkan oleh molekul-molekul pensinyal yang dilepaskan saat terjadi luka

               atau infeksi. Salah satu molekul pensinyal peradangan yang penting adalah  histamin, yang
               disimpan dalam  sel tiang (mast cell), sel-sel  jaringan  ikat  yang  menyimpan  zat-zat kimia

               dalam granula-granula untuk sekresi. Pada gambar 2.1 merangkum perkembangan peristiwa-

               peristiwa  dalam  inflamasi  lokal,  dimulai  dengan  infeksi  akibat  serpihan  kayu.  Histamin
               dilepaskan  oleh  sel-sel  tiang  di  tempat-tempat  kerusakan  jaringan  memicu  pembuluh-

               pembuluh  darah  di  dekatnya  untuk  berdilatasi  dan  menjadi  lebih  permeable.  Makrofag-
               makrofag yang teraktivasi dan sel-sel lain melepaskan molekul-molekul pensinyal tambahan

               yang  semakin  mendorong  aliran  darah  ke  tampat  yang  terluka.  Peningkatan  suplai  aliran
               darah  lokal  yang  dihasilkan  akan  menyebabkan  kemerahan  dan  panas  yang  khas  dari

               inflamasi. Kapiler-kapiler yang membengkak karena terisi darah kemudian bocor ke jaringan-

               jaringan tetangga, sehingga menyebabkan pembengkakan.
                       Selama  inflamasi,  siklus  pensinyal  dan  respons  mengubah  tempat  yang  terinfeksi.

               Aliran  darah  yang  ditingkatkan  ke  tempat  luka  membantu  mengantarkan  protein-protein
               antimikroba.  Protein-protein  komplemen  yang  teraktivasi  mendorong  pelepasan  histamin

               lebih  lanjut dan  membantu  memikat  fagosit. Sel-sel endotelial di  dekatnya  menyekresikan
               molekul-molekul  pensinyal  yang  menarik  neutrofil  dan  makrofag.  Dengan  memanfaatkan

               permeabilitas pembuluh yang ditingkatkan untuk memasuki jaringan yang terluka, sel-sel ini

               melaksanakan  fagositosis  tambahan  dan  inaktivasi  mikroba.  Hasilnya  adalah  akumulasi
               nanah (pus), cairan kaya sel-sel darah putih, mikroba mati, dan sisa-sisa sel.

                       Luka  kecil  menyebabkan  inflamasi  lokal,  namun  kerusakan  jaringan  atau  infeksi

               parah  bisa  menimbulkan  respons  yang  sistemik  (seluruh  tubuh)-seperti  produksi  sel  darah
               putih  yang  ditingkatkan.  Sel-sel  dalam  jaringan  yang  terluka  atau  terinfeksi  seringkali

               menyekresikan  molekul-  molekul  yang  merangsang  pelepasan  neutrofil  tambahan  dari
               sumsum tulang. Pada infeksi yang parah, seperti meningitis atau usus buntu, jumlah sel darah

               putih dalam darah bisa meningkat beberapa kali lipat dalam beberapa jam.
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18