Page 83 - EBOOK_Peribahasa Jawa Sebagai Cerminan Watak Sifat dan Perilaku Manusia Jawa
P. 83
BABV
MAKNA PERIBAHASA JAWA BAGI MANUSIA JAWA
5 .1. Pengantar
Setelah melakukan pemilahan terhadap peribahasa Jawa dengan pem-
bedaan watak, sifat, dan perilaku manusia Jawa, serta menunjukkan
konsep-konsep watak, sifat, dan perilaku manusia Jawa, maka pada bab
ini perlu diperhatikan hubungan langsung antara manusia Jawa dan pe-
maknaan peribahasa Jawa. Peribahasa Jawa merupakan pembentuk peri-
laku, baik secara negatif maupun secara positif bagi rnanusia Jawa
(Sudaryanto, 1989: 28).
Perilaku manusia Jawa dalam pengertian ini diawali dengan jagad
cilik yang berupa watak dan sifat dari manusia itu sendiri. Proses peri-
laku terjadi bermula dari watak. Watak itu turun-temurun secara genetis,
sedangkan sifat lebih bertumpu pada hasil hubungan antarmanusia.
Sentuhan-sentuhan komunikasi antarmanusia itu akan membentuk sifat
manusia. Watak dan sifat manusia tercermin pada bentuk perilaku.
Dengan pengertian ini, peribahasa Jawa yang berhubungan dengan watak,
sifat, dan perilaku manusia dapat diperhatikan dari maknanya.
Menurut Michael Polanyi dan Harry Prosch dalam bukunya Meaning
(1975: 4), makna itu bertumpu pada ideologi fungsi. Pengertian ideologi
fungsi tercermin pada hubungan manusia di dalam lingkungannya. Dari
pengertian ini, kalimat--dalam ha! ini peribahasa-- mempunyai ideologi
fungsi tertentu ketika harus menjadi telangkai komunikasi antarmanusia.
Komunikasi antannanusia di dalam lingkungan tertentu membentuk
relasi-relasi yang sesuai dengan kesiapan mentalitasnya. Kesiapan men-
talitas ini dibutuhkan untuk dapat mengkomunikasikan sesuatu secara
lebih jelas. Seandainya tidak dapat terjadi komunikasi secara jelas, maka
muncul penghalusan, yaitu eufimisme dengan menggunakan peribahasa.
7 5