Page 179 - EBOOK_UMKM dan Globalisasi Ekonomi
P. 179

179
                                            Mukti Fajar ND.



             sehingga tidak perlu dibuktikan atau dipikirkan lagi.
                Menginginkan kemajuan material, tidak mendapatkan penilaian yang
             tinggi dan kadang-kadang dinilai rendah. Menolong seseorang dikaitkan
             dengan pamrih (termasuk pahala), bekerja yang dikaitkan dengan pamrih
             (termasuk upah), hadiah dan lain-lain kontra prestasi) di nilai rendah, cintah
             yang dikaitkan dengan pamrih dan lebih-lebih materi yang dapat

             dikuantifikasi dinilai rendah. 98
                Ada yang mengatakan bahwa budaya Jawa hanya sesuai untuk menjadi
             pedagang tetapi tidak untuk menjadi kapitalis. Jennifer Alexander ketika
             mengamati nilai-nilai budaya Jawa dalam hubungannya dengan kewirausahaan
             dari pendekatan historis. Pemahamannya bahwa nilai-nilai jawa membuat
             orang Jawa hanya bisa berdagang, tapi tidak bisa mengakumulasikan modal,
             atau dengan kata lain, orang jawa hanya bisa menjadi pengusaha tapi tidka
             bisa menjadi kapitalis, dia nisbikan sendiri dengan mengajukan pertanyaan
             mengenai faktor-faktor apa lagi yang menyebabkan orang jawa sulit

             melakukan akumulasi modal.   99
                “if we accept he claim that javanese traders operate in markets in disembedded,
                entrepreneurial fashion, it might be argued that they are not entrepeneurs be-
                cause their business don not expand and seldom survive over generations. In other
                word, javanese are angaged in commerce but not in capital accumulation; they
                are entrepeneurs, perhaps, but not capitalist. Althought this argument is techni-
                cally correct, in my view it misses mark. The main reason Javanese, by and large,
                remained mired in petty commerce until very recently appropiating the finence
                and labor of others. In other word, the markets within which they operated were
                not structured to facilitate capitalist accumulation; their subordinate position in
                the colonial and immidiate postcilonial economic made it difficult for them to

                contruct “modern” forms of economic organization, and their social organiation
                lacked templates for hierarchical, extractive, economic relationship” .
                                                                          100
                Namun esensi dari kesimpulan ini masih dipertanyakan kembali.
             Kemungkinanpun menjadi terbuka. Menjadi tidak jelas apa yang akan terjadi
             apabila hambatan pasar tersebut bisa dihilangkan, apakah orang jawa bisa
             menjadi kapitalist atau tetap sebagai pengusaha. 101
                Yang pasti ada latar belakang kebudayaan orang jawa yang menjunjung
   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184