Page 146 - Toponim sulawesi.indd
P. 146

132     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


               daratan Minahasa dengan kondisi “iklim baik, tanahnya subur, dan tanpa

               muslim” (Wigboldus, 1987: 69). Namun kenyataannya tidak demikian, pada
               tahun 1606 ketika Spanyol berada di wilayah Sulawesi mereka menemukan

               bahwa banyak juga suku dan kerajaan-kerajaan Islam dan setengah Islam
               di sekitar wilayah ini. Minahasa sendiri bukanlah suatu daratan yang tidak
               berpenghuni, tetapi sudah berpemerintahan dengan penguasa-penguasa

               lokal yang terkadang harus berhadapan dengan sejumlah perompak yang
               umumnya berasal dari Mindanao di kawasan ini.

                     Dalam  catatan  Pater  Ferdinan  de Soledade  O.F.M.  yang dikutip

               van  Kol  (1903) bahwa  Portugis  akhirnya  mendapat  kedudukannya  di
               Ternate  dan  menjalin  kerjasama serta  mengikat  persahabatan  dengan

               Sultan Ternate. Portugis diberikan kesempatan oleh Sultan Ternate untuk
               mendirikan benteng pada tahun 1552, dan hal ini dilakukan agar Sultan
               dan kerajaannya terlindung dari ancaman kesultanan Tidore, Bacan, dan

               Jailolo. Hal yang sama, ketika tibanya satu armada Spanyol di Tidore sebagai
               bagian dari armada Ferdinand Magelhaens. Dari kelompok yang baru tiba
               di  Tidore  ini,  sebagiannya  lagi  memisahkan diri  dan menuju  ke  pesisir

               Minahasa. Rombongan yang memisahkan diri ini berlabuh di daerah Kima
               (Kema), suatu pemukiman di pesisir pantai sekitar Manado. Ada dugaan
               berlabuhnya  di muara Sungai  Sario  (tumpahan  Sario),  sebagai tempat
                                                                    17
               barter  antara orang-orang Babontehu  dengan Spanyol  (Babontehu  asal
               Pulau Manado Tua, yang sekarang berada di lepas pantai, di depan kota

               Manado), tetapi ada pula  yang menyebutkan sekitar pantai  Molas yaitu
               perkampungan Kima Bajo (yang sekarang). Keduanya memiliki kesamaan/
               kemiripan nama dengan Kema di teluk Kema.


                     Dari dugaan kedua lokasi pesisir pantai ini, orang-orang Babontehu
               kemudian menjadi penunjuk jalan dan memperkenalkan kepada Spanyol
               adanya tempat berlabuh yang indah yakni di muara Sungai Wenang; Tumpahan



               17   Lihat H.B Palar, 2009. Hlm. 122., lebih khusus footnote 7 kutipan dari tulisan A.C.J.
                   Edeling dalam Adatrechbundels XVII Celebes, hlm. 9, “Tentang Minahasa”.
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151