Page 185 - Toponim sulawesi.indd
P. 185

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  171

                 orang dalam masjid untuk mengkaji permasalahan yang terjadi di sekitar

                 masyarakat di Wani dan sekitarnya. Ini dilakukan pada malam hari: pada
                 malam senin, malam rabu, dan malam Jumat. Kegiatan ini sampai tahun

                 1980-an masih dilakukan.

                       Empat tahun kemudian (1858) datang gelombang kedua (2) Abdullah
                 bin Hasan Al-Husni dan Jafar Al-Habsyi bersama beberapa orang temannya.

                 Namun tidak diketahui lagi siapa mereka yang datang pada periode kedua
                 ini. Gelombang kedua datang ke Wani awalnya, namun kemudian sebagian
                 dari mereka memilih untuk tinggal di Donggala. Hal ini dibuktikan dengan

                 adanya kenyataan bahwa pada tahun 1950-an hingga tahun 1960-an, orang
                 Arab begitu nyata hadir dalam kehidupan ekonomi Kota Donggala. Sebut

                 saja, Firma Badjamal yang merupakan perusahan yang bergerak dua bidang,
                 yakni sebagai pengusaha pengekspor kopra, dan sebagai pengimpor barang-
                 barang jadi, serta minyak tanah. Lebih khusus lagi adalah Hasan dan Husen

                 Badjamal  pemilik  Firma Badjamal  memiliki usaha  masing-masing.  Hasan
                 Badjamal berusaha di bidang distribusi minyak tanah, solar, dan bensin.
                 Selain  itu  juga, Hasan  Badjamal  menjadi  satu-satunya  distributor  ban

                 motor, dan mobil merk Dunlop. Usaha ini berjalan terus dipindahkannya
                 pelabuhan Donggala ke Pantoloan pada tahun 1978.


                       Sementara  itu juga, Husen Badjamal  bergerak  di  bidang  ekspor
                 komoditi   lokal,  seperti rotan, damar,  kopra dan  lain-lain,  sekaligus
                 mengekspor  barang-barang elektronik dan  lain-lain  dari  Kota Singapura

                 maupun  Surabaya.  Artinya,  barang-barang  komoditas  dibawanya  ke
                 Singapura atau Surabaya, dan dari dua kota dagang tersebut Husen Badjamal
                 membawa berbagai macam barang dagangan yang dapat dijual  kembali

                 di wilayah Donggala. Oleh karena itu, Husen Badjamal dikatakan sebagai
                 distributor barang-barang kebutuhan masyarakat yang berasal dari dalam
                 dan luar negeri. Namun sampai sekarang keturunan keduanya tidak ditemui

                 lagi di kota tersebut. (3) Gelombang ketiga ini tidak datang bersamaan,
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190