Page 236 - Toponim sulawesi.indd
P. 236
222 Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi
Pimpinan GPST wilayah Luwuk Banggai atau sektor X dipegang oleh
Eddy Martono seorang kelahiran Jawa. Bermula dari Camat Batui atau
69
Kepala Distrik Batui yang bernama Badaru Salam yang menolak dan tidak taat
pada Permesta sewaktu Permesta memutuskan hubungan dengan Jakarta.
Badaru Salam inilah yang membina hubungan dengan GPST (Gerakan
Pemuda Sulawesi Tengah) dari Poso pimpinan Assa Bungkundapu. GPST
Luwuk mulai melakukan gerakan ketika Robert M. Tengkow menggalang
dan rapat dengan pemuda-pemuda untuk melakukan perampasan atau
pencurian senjata di Asrama Permesta di Luwuk. Mereka yang melakukan
kegiatan ini antara lain: Kasim A. Kadir, Robert M. Tengkow, Pendeta Patojo,
Sulya, Tong, Kampe Maleha, Solop, dan Usia untuk kemudian mereka
melarikan diri ke Desa Kelas di Sampalowo dibalik Gunung W. Mereka tiba
di desa itu tepat pada hari lebaran Haji, hari Jum’at tanggal 20 April 1958
dan terjadi penyerahan pimpinan rombongan dari Kasim A. Kadir kepada
Robert A. Tengkow karena dia memiliki latar belakang sebagai anggota KNIL
Belanda kemudian mereka melakukan long march ke Batui melalui hutan.
Pada tanggal 25 April 1958 mereka bertemu dengan kelompok GPST dari
Poso yang dipimpin oleh Eddy Martono dengan anggota masing-masing:
John Makatengkeng, Usman Baduo, Moh. Manura, Umar Mudjahid, Salim
A. Hapari, Pandar Sumilono. Kemudian Eddy Martono memperlihatkan
Surat Perintah dari Pemuda Luwuk untuk menggalang Pemuda dalam
70
GPST melawan Permesta kepada Camat Batui di rumah Kepala Desa Rata.
Sementara itu, yang menguasai Kota Pantai Luwuk waktu itu adalah
Permesta dibawah pimpinan Kapten Mongan, A. Daeng Matorang atau
Dewan Pertimbangan Daerah Permesta, Mayor Mopa sebagai Camat Kota
Luwuk, Pelda J. Timbuleng komandan satu Peleton. Tokoh-tokoh permesta
di masa ini mendapat dukungan dari KPN yang waktu itu dijabat oleh HSA.
69 Sejarah Perjuangan Eks Partisan Bersama Gerakan Pemuda Sulawesi Tengah Sektor X atau wilayah Luwuk – Banggai Tahun
1958 – 1960 (Naskah Stensilan).
70 Surat Perintah tersebut bernomor SP.004/3/1958 dikeluarkan di Makassar pada tanggal
5 Maret 1958.