Page 240 - Toponim sulawesi.indd
P. 240
226 Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi
di Buol/Tolitoli sebanyak 56 keluarga atau 292 jiwa. Kemudian, transmigrasi
spontan disebar di dua kabupaten saja yakni di Donggala dan di Banggai.
Transmigrasi Spontan yang diarahkan ke Donggala sebanyak 1.507 keluarga
atau 6.981 jiwa dan yang diarahkan ke Banggai sebanyak 94 keluarga atau
433 jiwa. Jadi, pada tahun 1972 ketambahan penduduk Sulawesi Tengah
75
yang ditambahkan dari jumlah transmigrasi sebanyak 13.237 jiwa atau 2.988
keluarga (KK). Mereka itu tersebar secara signifikan di Donggala sebanyak
9.049 jiwa, di Banggai sebanyak 3.108 jiwa, di Poso sebanyak 688 jiwa, dan di
Buol/Tolitoli sebanyak 292 jiwa.Tahun-tahun 1967/1969 disebar transmigrasi
di unit-unit Spontan yang berasal dari Bali, di Rawa (Banggai) berasal dari Jawa
Barat, Torue berasal dari Bali. Keadaan menjadi tanda bahwa Kabupaten
76
Banggai telah menjadi Indonesia.
Pada tahun 1978/1979 target transmigrasi untuk Sulawesi Tengah
sejumlah 2000 KK di Toili Banggai yang telah diselesaikan secara total
100% pada akhir bulan Mei 1980 dengan rincian penempatan: Toili Unit
XIV sebanyak 500 KK atau 2.260 jiwa, Toili Unit XV sebanyak 320 KK atau
1.414 jiwa, Toili Unit XVI sebanyak 380 KK atau 2.180 jiwa, Toili Unit XVII
sebanyak 2.326 jiwa, dan PPDT (Toili) sebanyak 200 KK atau 943 jiwa.
Jumlah keseluruhan transmigran yang tersebar dalam 5 unit transmigran
Toili sebanyak 9.123 jiwa atau 2000 KK.
77
Pembagian wilayah transmigrasi di Toili Kabupaten Luwuk terdiri
atas: 26 unit pemukiman ditambah dengan 5 unit: HTI, Arga 1, 2, 3, dan
Agro State serta Binatani. Unit 1 Slamet Harjo, Unit 2 Mulyo Harjo, Unit 3
Sidoharjo, Unit, 4 Bumihardjo, Unit 5 minakarya, unit 6 cendana Pura, Unit
7 Sentral Sari, Unit 8 Tohiti Sari, Unit 9 Kamiwangi, Unit 10 Rusa Kencana,
Unit 11 Tirtakencana (disini), unit, 12 Tirtasari, Unit 13 Pandan Wangi, Unit
75 Ibid.
76 Ibid., hlm. 249.
77 Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah, (memori Pj.Gubernur Kepala Daerah R.H. Eddy Djandjang Djajaatmadja) (Palu:
tanpa tahun penerbit), hlm. 54.