Page 255 - Toponim sulawesi.indd
P. 255
Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi 241
Hasil hutan Buton yang diketahui dan dikelola pada masa Hindia
Belanda adalah hutan Jati di Muna, Rotan dan damar di Buton. Ekspor rotan
Sulawesi tahun 1922 – 1926 terlihat pada tabel 1.
Tabel 5.1.1
Ekspor Rotan Sulawesi tahun 1922-1926
Tahun Dipanen (kg) Diekspor (kg)
1922 7.683.000 10.316.000
1924 12.456.000 12.524.000
1926 11.714.000 17.573.000
Jumlah 31.853.000 72.266.000
Sumber: TEG, 1928, hal.185.
Angka pada tabel 5.1.1 di atas diperoleh dari seluruh data hasil produksi
rotan Sulawesi dan sekitarnya, seperti Luwu, Palopo, Buton dan Kendari.
Ekspor rotan Sulawesi dilakukan ke beberapa negara pada tahun 1926 dengan
prosentase, 30% ke Hongkong, 25% ke Jerman, 13% ke AS, 7% ke Belanda, 6%
ke Inggris Raya, 6% ke Australia, 5% ke Perancis, 4% ke Cina, dan 2% ke Italia.
8
Rotan merupakan komoditi yang paling banyak diperdagangkan. Hal ini dapat
dilihat dari adanya tempat penimbunan dan penadah rotan milik Oi Steven
dan Lim Chin Kie di Buton. Rotan yang ditimbun ini kemudian disinggahi dan
diangkut dengan perahu dan kapal KPM ke Makassar. 9
Rotan banyak digunakan sebagai bahan anyam-anyaman seperti
membuat keranjang, tikar, dan perangkap ikan. Fungsi lain rotan adalah
sebagai bahan perabot rumah tangga khususnya kursi. Proses pembuatan
perabot rumah tangga yang menggunakan bahan baku rotan harus
mengalami proses pengolahan terlebih dahulu yakni penggorengan,
perebusan dan pengeringan.
pulang ke Makasar. Pelabuhan Kamaru dan Pasarwajo disinggahi oleh KPM hanya ketika
ada muatan. Yang dimaksud pelabuhan Buton dalam dokumen itu adalah pelabuhan yang
ada di kota Bau-Bau. D.G. Stibbe dan E.M. Uhlenbech, loc. cit; H.W. Vonk, MvO, 1937; R.
Broesma, op. cit, hal. 37
8 Hongkong dan Jerman merupakan negara pengimpor terbanyak. Ibid.
9 H. Blink, et al, (ed.) “Produktie en Uitvoer van Rotan uit Celebes” in; Tijdschrift voor
Economische Geographie, Negentiende Jaargang (‘s-Gravenhage: Mouton & Co., 1928), hal.
184-186; E.P. Bouman, MvO, loc. cit.