Page 257 - Toponim sulawesi.indd
P. 257

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  243

                 perahu.  Berikut ini disajikan data tentang hasil produksi aspal alam Buton
                        11
                 berdasarkan laporan  yang dimuat  dalam  Indisch  Verslag dan  PT.  Sarana
                 Karya Jakarta dapat dilihat pada tabel 5.1.3.

                       Pada tahun  1920-an,  Buton  dan Laiwui  (sekarang  Kendari)

                 memperoleh keuntungan  dari  hasil  ekspor rotan, damar,  dan  kapuk
                 sebesar f 2.000/tahun.   Pada sektor pertambangan, terutama aspal, dapat
                                      12
                 disajikan angka-angka produksi seperti pada tabel 3. Angka-angka itu tidak
                 semuanya disajikan  sejak  perusahaan pertambangan Buton  beroperasi.
                 Data tahun 1943 sampai tahun 1954 tidak ada data produksi.


                                                   13
                       Dokumen dari PT. Sarana karya  mengindikasikan bahwa pada tahun
                 itu produksi aspal tidak jalan, kecuali pada masa Jepang. Data produksi aspal
                 ketika perusahaan itu dikendalikan oleh Jepang kemungkinan dimusnahkan

                 oleh Pemerintah Jepang. Pada tahun 1945 sampai tahun 1954 tidak terjadi
                 proses produksi karena banyak peralatan yang rusak dibom oleh sekutu.

                       Data produksi  tahun  1955–1961  bisa  tersedia  karena perusahaan

                 itu  telah diambil  alih  oleh  pemerintah Indonesia dan  diserahkan
                 kepada Kementrian PU, jawatan Jalan dan Jembatan dengan SK Menteri

                 Perekonomian No.  14.637/M  tanggal  12 Oktober 1954. Keputusan
                 pengambilalihan  itu  dipertegas  kembali dengan surat keputusan
                 No.13.840/M tanggal 15  Oktober  1955.  Keputusan tersebut  diambil

                 sehubungan dengan selesainya masa kontrak perusahaan N.V. Mijnbouw
                 en Cultuur Maatschappij Boeton pada tanggal 21 Oktober 1954.
                                                                             14

                 11   Heather  Sutherland,  “Trepang and Wankang, The Chinese Trade of Eighteenth-Century
                    Makassar c. 1720s – 1840s”, dalam; BKI no. 153.3 (Leiden: KITLV, 2000), hal. 73-94.
                 12  Verslag van den Economischen Toestand der Inlandsche Bevolking, 1924, deel II
                 13  Sarana Karya, Asbuton (Jakarta: PT. Sarana Karya,t.t.), hal. Lampiran.
                 14  Proses produksi aspal Buton secara resmi dimulai tanggal 21 Oktober 1924, seperti yang
                    terdapat  pada  Besluit van  den  Gouverneur-Generaal  van  Nederlandsch-Indië tanggal  1
                    September 1924 no. 10. Perusahaan pertambangan ini bernama N.V. Mijnbouw en Cultuur
                    Maschappij  Boeton. Masih  diperlukan  penelitian  dan  eksplorasi  lanjutan  mengenai  data
                    produksi, khususnya di Majalah Tectona.
   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262